Tukang Bangunan Sulap Rawa Jadi Taman

Tukang Bangunan Sulap Rawa Jadi Taman

Taman Randu, arena bermain anak-anak yang dilengkapi sarana olahraga, kolam ikan dan lahan pertanian di lingkungan warga RT 04 RW 05, Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Niat tulus Ade Irwansyah dalam upaya memfasilitasi taman bermain bagi anak-anak di lingkungan RT 05 RW 04, Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang patut diacungi jempol. 

Ade yang berprofesi sebagai tukang bangunan menyulap rawa menjadi taman bermain bagi anak-anak sekitar. Sarana bermain anak-anak tersebut dilengkapi taman baca, lapa­ngan olahraga, kolam ikan dan lahan perkebunan serta hewan ternak kambing.

Namanya Taman Randu, luas lahannya lebih dari tiga ribu meter. Menurut Ade, dia mem­be­rikan nama tersebut, kala itu di sekitar rawa banyak pohon randu. Kini pohon Randu ter­sebut hanya tersisa satu pohon di pinggir lapangan olahraga. ”Pohon ini menjadi ikon atau simbol. Makanya gak saya te­bang,” kata Ade saat ditemui TANGERANGEKSPRES.ID, Selasa, (5/8).

Ade yang menjabat sebagai Ketua RT 05 menceritakan, awal mula muncul ide ingin membuat taman bermain untuk anak-anak lantaran di lingku­ngan­nya padat penduduk. Ti­dak ada lahan untuk bermain anak-anak. Terlebih sebelum dibangun taman bermain, Ra­wa tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah. 

Dia pun meminta izin kepada pemiliknya dan disambut baik membolehkan lahannya untuk dimanfaatkan warga menjadi taman bermain meskipun si­fat­nya sementara.

”Dulu ini Rawa punya kakek saya, kemudian di jual, awalnya karena banyak yang buang sampah disini, akhirnya saya urug sedikit demi sedikit, su­paya tidak ada yang buang sampah disini,” ungkap Ade.

Dengan niat yang kuat, sejak 2017 lalu, Ade berinisiasi mela­kukan pengurukan Rawa yang tidak jauh dari rumahnya. Dia memanfaatkan puing-puing bekas bangunan di tempat be­kerja untuk pengurukan Rawa. 

Dia juga memanfaatkan bam­­bu-bambu bekas pe­nyang­ga coran dak beton. Se­cara berta­hap dia mem­bangun taman bermain terse­but dengan biaya dari kocek pribadinya.

”Meski saya sebagai tukang bangunan, karena niat saya kuat dan didukung istri, saya senang anak-anak. Ketika me­reka ber­main memanfaatkan fasilitas disini saya punya rasa senang, puas, punya kebaha­giaan yang tidak ternilai,” ung­kapnya.

Banyak barang bekas yang dimanfaatkan  untuk fasilitas arena bermain anak-anak se­perti ayunan, papan seluncur, arena bermain mandi bola dan jembat­an bambu di area kolam ikan.

”Ada temen-temen yang ban­tu disini, tapi tetap saya bayar tenaganya, karena bagai­mana­pun juga dapurnya harus nge­bul,” ungkapnya.

Untuk Taman baca, setiap sore hari, anak-anak usia 3 - 6  tahun mengikuti kegiatan belajar baca, tulis dan berhi­tung (Calistung) dengan pe­ngajar dari seorang relawan yang merupakan warganya. 

”Pengajarnya sendiri, kadang ada mahasiswa yang PKL ban­tu ngajar, Alhamdulillah ada sekitar 15 anak yang aktif bahkan mereka antusias me­ng­ikuti kegiatan Calistung,” ujarnya.

Ade juga memfasilitasi para pelaku UMKM di lingkungan­nya untuk berjualan di lokasi tersebut. Ada 5 deretan tempat berjualan pelaku UMKM. 

Sumber: