Warga Diminta Rawat Rambu Jalur Evakuasi

Warga Diminta Rawat Rambu Jalur Evakuasi

Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama. (AHMAD FADILAH/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, LEBAK — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak meminta warga yang berada di wilayah pesisir pantai selatan agar menjaga dan merawat 8 titik jalur evakuasi.

Hal itu dilakukan untuk mitigasi gempa megathrust yang dapat memicu ge­lombang tsunami.

"Kami berharap plang jalur evakuasi dijaga dan tidak dirusak. Karena akan berfungsi sebagai arah atau petunjuk, sehingga mengu­rangi risiko kebencanaan," kata Kepala Pelak­sana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Rangkasbitung, Minggu (3/8). 

Menurut dia, 8 titik rambu-rambu jalur evakuasi berada di Kecamatan Bayah 2 titik, Panggarangan 2 titik, Cihara 1 titik, Wanasalam 2 titik, dan Malingping 1 titik. Rambu-rambu jalur evakuasi itu, lanjutnya, dinilai efektif untuk penyelamatan korban ke titik kumpul ke perbukitan yang aman dari bencana gelombang tsunami. 

"Untuk pemasangan sirene, kita tempatkan di Kecamatan Bayah 1 titik dan Cihara 1 titik," ujarnya. 

Untuk Wanasalam, kata dia, mereka bisa memanfaatkan mitigasi tsunami ke gedung shelter di Desa Muara Bi­nuangeun.

Dikatakan Febby, berda­sarkan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), lebih baik mitigasi tsunami itu dengan memanfaatkan rambu-rambu jalur evakuasi dan pemasangan sirene diban­dingkan sarana infrastruktur struktural, seperti gedung maupun bangunan.

"Kami minta masyarakat bila terjadi tsunami dipastikan sirene bunyi keras, bisa me­nyelamatkan kurang lebih 10-20 menit untuk bergerak cepat memanfaatkan in­frastruktur melintasi jalur rambu evakuasi dan arah petunjuk ke bukit serta gedung shelter," paparnya. 

Ia menyebutkan, warga pe­sisir selatan Kabupaten Lebak yang masuk daerah rawan gempa megathrust antara lain Keca­matan Wanasalam, Ma­lingping, Cihara, Pang­garang­an, Bayah, dan Cilograng. Karena di daerah itu terdapat pertemuan (tum­­­bukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.

"BPBD Lebak menjalin kerja sama dengan BMKG me­nye­lenggarakan Sekolah La­pangan Geofisika agar ma­syarakat pesisir dapat me­nyelamatkan diri bila terjadi tsunami dengan berlari ke perbukitan melalui jalur evakuasi dan berlindung di shelter maupun bangunan tinggi," tuturnya. 

Selain itu, pihaknya mela­kukan sosialisasi dan simulasi untuk memberikan penge­tahuan bagaimana masyarakat menyelamatkan jiwa apabila terjadi tsunami.

"Kami berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk merawat jalur evakuasi maupun sarana infrastruktur mitigasi lainnya agar berfungsi jika terjadi kebencanaan," ucapnya.(fad)

Sumber: