Bandara Soetta Diminta Peduli Terhadap Sekolah

Bandara Soetta Diminta Peduli Terhadap Sekolah

PRAMUKA: Siswa SDN Rawa Rengas III, melakukan kegiatan Pramuka di Parimeter Utara untuk mengenal lingkungan serta melakukan protes terkait sikap Bandara Soekarno-Hatta kepada anak-anak yang bermain layangan di Parimeter Utara, Rabu (30/7).(Randy/Tangerang--

TANGERANG — SDN Rawa Rengas III, Kecamatan Kosambi, yang berdekatan dengan Ban­dara Soekarno-Hatta (Soetta) melalukan kegiatan Pramuka di parimeter Utara. Pihak se­kolah mengeluhkan sikap Ban­dara Soetta yang yang dinilai tidak bersahabat dengan anak-anak yang bersekolah di SDN Rawa Rengas III.

Dalam kegiatan tersebut, pi­hak SDN Rawa Rengas III juga meminta kepada Bandara Soe­karno-Hatta untuk peduli ter­hadap lingkungan, khusus­nya sekolah. Apalagi, sering terjadi pihak Bandara Soekarno-Hatta sering menakuti anak-anak yang bermain layangan. Ha­rus­nya, pihak Bandara Soe­karno-Hatta melalukan sosiali­sasi kepada sekolah untuk mem­­beritahu, bahwa ada la­rangan bermain layangan di sekitar Bandara Soekarno-Hatta dan bukan menakuti anak-anak dengan kepungan yang dilaku­kan oleh security.

Syamsudin, salah satu guru SDN Rawa Rengas III menga­takan, kegiatan siswa di pari­meter Utara sebagai pengingat kepada Bandara Soekarno-Hatta bahwa di sekitar ada se­kolah. Artinya, pihak Bandara Soekar­no-Hatta harus peduli dan bisa bekerjasama dengan sekolah yang ada. Bukan hanya menakuti anak-anak yang bermain layangan.

”Kita tahu bahwa ada larangan bermain layangan di sekitar bandara, harusnya pihak Ban­dara Soekarno-Hatta datang ke sekolah yang ada di sekitar Bandara melalukan sosialisasi kepada siswa tentang larangan bermain layangan bukan me­nakuti siswa yang membuat mental siswa down,”ujarnya kepada Tangerang Eskpres, Rabu (30/7).

Syamsudin menambahkan, pihak Bandara juga kurang peduli terhadap pendidikan, karena sama sekali tidak pernah ada kepedulian seperti bantuan untuk kegiatan siswa seperti buku bacaan atau hal lainnya. Maka itu, pihak mengajak siswa melakukan kegiatan di pari­meter utara agar pihak Bandara Soekarno-Hatta melihat dan mau berkolaborasi bersama.

”Tujuan kita hanya pihak Ban­dara Soekarno-Hatta peduli terhadap dunia pendidikan, bukan hanya menakuti anak-anak. Selain itu, kita juga ber­harap pihak Bandara terbuka matanya bahwa sekolah juga butuh kerjasama untuk mem­bangun pendidikan yang ber­kualitas,” paparnya.

Ia menjelaskan, dengan cara Bandara Soekarno-Hatta mena­kuti siswa atau anak-anak terkait larangan bermain layangan adalah salah, harusny pihak bandara Soekarno-Hatta mela­ku­kan pendekatan bukan me­ngejar atau menakuti anak-anak. Jangan sampai ada korban yang di kejar-kejar oleh Security Bandara. ”Anak murid siswa saya juga ketakutan, bahkan saat di ajak ke Parimeter Utara ada yang bilang takut karena di kejar Security. Ini bisa jadi trauma siswa saya, harusnya dilakukan sosialisasi bukan menakuti. Saya harap, pihak Bandara Soe­karno-Hatta bisa terbuka hatinya,”tutupnya.(ran)

Sumber: