Dinkes Sebut Masih Banyak Masyarakat Suka BAB Sembarangan

Dinkes Sebut Masih Banyak Masyarakat Suka BAB Sembarangan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti saat diwawancarai wartawan kemarin.-Agung Gumelar-

TANGERANGEKSPRES.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang menyebutkan, masih banyak masyarakat yang masih suka Buang Air Besar (BAB) sembarangan, baik di sungai, sawah, hingga kantong kresek.

Berdasarkan data yang diperolehnya, dari 29 kecamatan delapan diantaranya telah dinyatakan 100 persen desanya bebas perilaku buang air besar sembarangan.

Sedangkan sisanya, masih ditemukan masyarakat yang belum terbebas dari perilaku buang air besar sembarangan, diantaranya Kecamatan Petir, dan Kecamatan Ciruas, yang masih banyak di desanya ditemukan suka buang air besar sembarangan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, desa yang masih banyak ditemukan masyarakatnya suka buang air besar sembarangan ada di Kecamatan Petir, dan Ciruas.

Sedangkan, yang sudah 100 persen desanya tidak buang air besar sembarangan ada di delapan kecamatan diantaranya, Kecamatan Pabuaran, Jawilan, Tanara, Ciomas, Anyer, Cinangka.

"Semuanya desa di delapan kecamatan itu, sudah 100 persen tidak ditemukan masyarakatnya buang air besar sembarangan, kepala desanya sudah deklarasi dan sudah kita verifikasi juga ke lapangan. Sedangkan, sisanya masih ada desanya yang masyarakatnya suka buang air besar sembarangan," katanya, Selasa 1 Juli 2025.

Istianah mengatakan, kultur budaya atau sudah terbiasa menjadi salah satu alasan masyarakat masih suka buang air besar sembarangan, karena mereka menganggapnya praktis tidak perlu nimba air dan lain sebagainya.

Selain itu, masih banyak rumah masyarakat yang ternyata, tidak memiliki sarana pembuangan yaitu Water Closet (WC), yang membuat mereka terpaksa buang hajat ke sungai, sawah, bahkan ke kantong kresek.

"Masyarakat itu merasa nyaman, ketika mereka buang air besar sembarangan, karena tidak perlu capek-capek nimba air, membersihkan WC nya, dan lainnya. Karena alasan ini, akhirnya perilaku buang air besar sembarangan menjadi kultur budaya atau terbiasa," ujarnya.

Padahal ketika buang air besar sembarangan, kata Istianah, dampaknya sangat besar bagi kesehatan masyarakat, karena didalam tinjanya terdapat banyak sekali kuman penyakit.

Dari kuman penyakit ini, bisa menyebabkan tipes, diare, termasuk polio yang penularannya lewat jalannya vedal oral, serta bisa mencemari air sekitar membuatnya menjadi bau.

"Ketika seseorang buang air besar sembarangan, dipastikan membersihkan tinjanya itu asal-asalan, dan tidak cuci tangan pakai sabun setelahnya, yang membuat sudah terkontaminasi tinja lalu mengkontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Sehingga, kumannya masuk ke tubuh dan lambat laun bisa menyebabkan penyakit seperti, tipes, diare, bahkan polio, sangat berbahaya," ucapnya.

Istianah mengatakan, Dinkes Kabupaten Serang saat ini sedang berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, supaya mereka bisa berhenti buang air besar sembarangan.

Pihaknya terus memberikan saran agar bisa menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama dalam BAB itu harus di tempat yang sesuai dengan standar, tertutup, ada air buat membersihkannya, pakai sabun dan sebagainya.

Sumber: