Kirim 2 Ton Beras ke Rohingya

Kirim 2 Ton Beras ke Rohingya

SURABAYA-Pemerintah Indonesia kembali mewujudkan kepeduliannya terhadap Etnis Rohingnya. Kemarin, 80 kontainer yang berisi 2 ribu ton beras dikirim ke Bangladesh melalu Terminal Petikemas Surabaya. Kapal yang digunakan berukuran 27.104 GRT dan dijadwalkan tiba awal Oktober mendatang. Pengiriman yang berlangsung pukul 09.00 itu dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Direktur PT Terminal Petikemas Surabaya Yon Irawan, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin, serta beberapa pihak yang terlibat dalam pengumpulan bantuan tersebut. Salah satunya Sekretaris tim Kebijakan Wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi. Beras sebanyak 2 ribu ton beras mulai berlayar menggunakan kapal ACT kemarin. Menurut jadwal, lapal tersebut tiba di pelabuhan Chittagong, Bangladesh, 4 Oktober mendatang. Selanjutnya didistribusikan ke titik pengungsian. Khofifah berharap, bantuan tersebut bisa meringankan beban pengungsi Rohingnya. Selain itu, konflik yang menimbulkan banyak korban itu segera selesai. ''Mereka kasihan, banyak yang eksodus ke beberapa negara, termasuk ke Indonesia,'' ucap dia. Beras yang mencapai 2 ribu ton itu didapat dari berbagai daerah. Seperti Blora dan Bojonegoro. Pengumpulan barang tersebut hanya butuh waktu 2 pekan. Semua diangkut dan disatukan di terminal petikemas Surabaya. Khofifah juga mengucap terima kasih kepada masyarakat dan berbagai elemen yang telah berpartisipasi. Dia bersyukur masih ada kepedulian di lingkungan masyarakat. Saat ini Etnis Rohingnya sedang ada masalah. ''Sudah sepatutnya, kita warga Indonesia ambil sikap untuk turut membantu,'' ucapnya. Dia juga menyanjung kiprah tim ACT. Peran ACT dalam menangani berbagai permasalahan sosial luar biasa. ''Tanggap dan cepat dalam mengambil tindakan,'' ucapnya. ACT memiliki izin dari pemerintah. Bukan hanya dari Kementerian Sosial, lembaga ini juga mengantongi izin dari Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Pertanian. Karena itu, pemerintah memasrahkan bantuan ini agar dikelola ACT dan disampaikan ke titik sasaran. Sebelumnya, bantuan untuk etnis yang saama dikirim oleh Kamis (14/9) lalu. Waktu itu bantuan yang dikirim berupa 34 ton makanan siap saji, paket sembako, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak, serta selimut. Pengirimannya menggunakan empat pesawat Hercules. Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan bantuan tidak bisa langsung masuk ke pengungsian. Pemerintah Myanmar masih menutup bantuan kemanusiaan. Padahal, banyak negara yang sudah mengirimkan bantuan. ''Saat ini semua dipusatkan di perbatasan Bangladesh,'' katanya. Dari perbatasan itu, bantuan didistribusikan ke titik pengungsian yang jaraknya ratusan kilometer. Butuh berjam-jam menggunakan perjalanan darat. Medan yang sulit tidak menjadi alasan bantuan untuk pengungsi berkurang. Sebaliknya, bantuan dari berbagai negara tersu mengalir, termasuk dari Indonesia. Ahyudin mengapresiasi masyakat Indonesia. Kepedulian terhadap sesama masih tinggi. Utamanya petani di Blora dan Bojonegoro. Dalam sepekan sanggup mengumpulkan 2 ribu ton beras. Jumlah itu tidak sedikit. ''Tapi bisa terkumpul dalam waktu singkat,'' ucapnya. (jpg)

Sumber: