Kades Tegal Kunir Lor Gerakkan Bisnis Budidaya Burung Puyuh untuk Masyarakat

Kades Tegal Kunir Lor Gerakkan Bisnis Budidaya Burung Puyuh untuk Masyarakat

Seorang warga sedang memberikan pakan untuk burung puyuh, di Kampung Lor, RT 10 RW 04, Desa Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, kemarin.-Zakky Adnan-

TANGERANGEKSPRES.ID - Budidaya burung puyuh merupakan potensi bisnis yang menjanjikan untuk masyarakat desa. Apalagi peluang pasarnya sangat besar.

Pemerintah Desa atau Pemdes Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, tak ingin menyia-nyiakan peluang tersebut.

Sebab demikian, Kepala Desa Tegal Kunir Lor Mahpudin Kipang, membentuk Kelompok Penerima Manfaat untuk membudidayakan burung puyuh.

Kelompok Penerima Manfaat diberikan bantuan bibit puyuh, kandang, pakan dan dipinjami lahan untuk menjalankan bisnis budidaya burung puyuh.

Niat Mahpudin Kipang, semata-mata ingin memberdayakan masyarakat desanya menggali potensi bisnis yang menjanjikan. Terlebih nilai jual telur puyuh terus melonjak.

Selain itu, Mahpudin Kipang ingin APBDesa Tegal Kunir Lor yang dialokasikan untuk budidaya burung puyuh, dimanfaatkan masyarakat dengan jangka waktu yang lama.

Menurut Mahpudin Kipang, pihaknya menyalurkan bantuan bibit burung puyuh berusia 25 hari dengan grade (level) 1. Yaitu, golden puyuh.

"Golden puyuh, hasilkan telur dengan nilai tembus 40 ribu rupiah per kilogaram. Lalu, mulai usia 45 hari bisa terus bertelur setiap hari selama 2 tahun," jelasnya, kepada Tangerang Ekspres, kemarin.

Mahpudin Kipang menyampaikan, kendala utama membudidaya burung puyuh salah satunya adalah snot (penyakit mata pada burung).

"Oleh karena itu, Kelompok Penerima Manfaat harus rutin menjaga kebersihan kandang setiap hari, agar burung puyung kehindar dari snot," ujarnya.

Selanjutnya, ia menekankan kepada Kelompok Penerima Manfaat agar berteguh melaksanakan teknik budidaya burung puyuh, sesuai dengan yang disampaikan oleh ahli.

"Tujuannya, agar jumlah produksi telur puyuh hasilnya maksimal," imbuhnya. (*)

 

Sumber: