Pilgub Jatim Bertabur Tokoh Besar

Pilgub Jatim Bertabur Tokoh Besar

JAKARTA-Pemilihan kepala daerah Jawa Timur (Jatim), bakal seru. Banyak tokoh-tokoh besar bermunculan ikut berkompetisi merebut kursi Guberbur dan Wakil Gubernur Jatim. Patahana, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf bersiap ingin naik kasta. Tak ingin jadi wakil gubernur. Ia membidik kursi gubernur. Gus Ipul (panggilan Saifullah Yusuf) sudah mendapat dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kiyai sepuh NU. Sejumlah partai politik sudah dilobi. Salah satunya, Golkar. "Yang pertama kali mengambil (Saifullah Yusuf). Semoga segera diisi dan dikembali dengan syarat yang telah kami lampirkan, biar beliau isi nantinya," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jatim Nyono Suherli Wihandoko. Ditanya mengenai nama-nama lain yang juga masuk dalam bursa pencalonan, seperti Menteri Sosial Khofifah Indar Parawasa dan Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mattaliti, dia mengatakan sejauh ini belum ada komunikasi. Gus Ipul mengatakan, dirinya menaati semua ketentuan yang ada di Partai Golkar. Pengambilan formulir ini merupakan salah satu wujud menaati syarat yang diberikan partai berlambang pohon beringin tersebut. "Saya didampingi Pak Halim selaku ketua DPW PKB Jatim. Dimana ini menggarisbawahi bahwa kami serius untuk membangun koalisi dan kebersamaan," kata Gus Ipul. Menteri Sosial Khofidah Indar Parawansa juga mulai bergerak. Langkah pertama, meminta restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia secara khusus menghadap Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/8). Hal itu memunculkan spekulasi bahwa tokoh Muslimat Nahdatul Ulama (NU) itu akan mengundurkan diri dari posisi Mensos untuk ikut maju pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018. Namun, Khofifah mengatakan pertemuannya dengan Jokowi bukan untuk membahas soal rencananya ikut Pilgub Jatim tahun depan. Perempuan asal Surabaya itu menghadap Jokowi untuk urusan pekerjaan. “Nanti lah. Nanti kalau saya sudah firm, ya saya akan lapor. Hari ini juga Pak Presiden padat sekali (agendanya), masa saya melapor sesuatu di luar tusi (tugas dan fungsi)?” ucap Khofifah di Istana Negara. Khofifah tidak menampik jika silaturahmi dan komunikasinya dengan pimpinan partai politik terus dijaga. Bicara peta politik di Jatim, Khofifah merasa sudah punya modal yang cukup untuk mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur. Namun Khofifah belum mau terbuka soal partai-partai tersebut. "Jangan deh, jangan disebut dulu. Peta kursi di DPRD Jatim sesuai dengan prasyarat seseorang untuk mencalonkan gubernur dan cawagub cukup sih cukup untuk berangkat," ucap dia ketika dicecar wartawan mengenai Pilkada Jatim, usai bertemu Jokowi. Khofifah mengatakan perlu persiapan yang matang sebelum dirinya memutuskan untuk maju atau tidak di Pilgub Jatim. Apalagi untuk bisa maju di Pilkada Jatim, dirinya memerlukan restu dari presiden. "Etikanya seperti itu," tambah Khofifah sembari menyebut butuh waktu yang tepat untuk menyampaikan soal Pilgub Jatim kepada Jokowi. PDI Perjuangan bakal mendukung calon gubernur yang diusulkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) pada penyelenggaraan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan dukungan itu diberikan karena Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh NU. “Kami melihat di Jatim, peta historis kultural Bung Karno sangat dekat dengan tokoh-tokoh NU, demikian pula dengan Bu Mega,” kata Hasto. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan bahwa dirinya tetap fokus memimpin daerahnya. Anas yang sudah mendaftar sebagai bakal calon gubernur Jawa Timur melalui PDI Perjuangan tetap berupaya menuntaskan program-program pembangunan di Banyuwangi. "Saya dalam posisi fokus pada kinerja daerah. Untuk Pilkada Jatim saya menunggu saja,” ujarnya saat ditemui usai menjadi pembicara pada Kursus Politik Pancasila di DPP PDIP, Lenteng Agung Jakarta Selatan, pekan lalu. Mantan anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, pimpinan PDIP pasti sedang mempertimbangkan pencalonannya. “Ya kami tunggu saja, pasrah lah," ujar bupati berusia 44 tahun ini. Sebelumnya Anas memang sudah mendaftarkan diri untuk maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim melalui PDIP. Bahkan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Anas sudah menjadi bakal calon gubernur. "Pak Azwar Anas ini sekarang bakal calon gubernur. Bisa di daerah mana saja," ujar Hasto saat menyampaikan kata sambutan pada pembukaan Kursus Politik Pancasila," ujar Hasto saat menyampaikan kata sambutan pada pembukaan Kursus Politik Pancasila yang digelar di DPP PDIP Lenteng Agung itu. Namun, Hasto menyebut Anas masih sebatas bakal calon. Sebab, ada syarat khusus agar seorang bakal calon menjadi calon gubernur. "Untuk mengubah dari bakal calon menjadi calon itu sangat tergantung bagaimana mempraktikkan Pancasila," tutur Hasto. Kancah Pilgub Jatim kini makin ramai saja. Itu terjadi setelah pensiunan jenderal bintang dua ikut mendaftar. Dia adalah Mayjen (Purn) Istu Hari Subagio yang saat ini menjabat wakil ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Jatim. Bisa ditebak, Istu juga maju melalui partai berlambang beringin tersebut. ''Sebab, sudah menjadi bagian dari keluarga,'' kata mantan Pangdam Bukit Barisan itu. Terlahir di Kertosono, Istu terpanggil untuk kembali dan mengabdi di Jatim. Dia memilih Partai Golkar dalam debut politiknya. ''Bukan karena apa-apa. Keluarga saya memang aktif di Golkar Nganjuk," jelas Istu. Dia pun dipercaya sebagai wakil ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Jatim periode 2017-2022. Ternyata, Istu tidak puas hanya menjadi ketua pemenangan pemilu. Mantan gubernur Akademi Militer tersebut memilih sekalian nyemplung dalam kontestasi itu. Pada Jumat (18/8), Istu mengambil formulir di kandangnya sendiri. Tanpa memilih posisi Jatim 1 atau Jatim 2, Istu menyatakan siap mengabdi untuk Jatim. (jpnn)

Sumber: