Keluarga Korban dan Pelaku Perkelahian Siswa SD Trauma Berat

Keluarga Korban dan Pelaku Perkelahian Siswa SD Trauma Berat

Kasus kekerasan di dunia pendidikan yang dialami SR, siswa kelas 2 SD menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga korban maupun bagi keluarga pelaku. Apalagi pelaku tercatat masih rekan SR.

SR, siswa kelas 2 di salah satu SDN di Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia setelah berkelahi dengan temannya. Diduga akar masalahnya sudah diketahui sejak tiga bulan lalu yakni karena bullying atau saling ejek.
Komnas Perlindungan Anak melakukan berbagai cara dan pendekatan terhadap kasus ini. Salah satunya pendekatan psikososial kepada pihak keluarga pelaku dan keluarga korban.
"Komnas Perlindungan Anak gunaman pendekatan keluarga pada pelaku dan korban dengan terapi psikososial. Pasti itu menimbulkan trauma. Karena keduanya masih anak-anak," jelas Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait kepada JawaPos.com, Kamis (10/8). Sementara itu, pihaknya masih menunggu hasil autopsi dari kepolisian terkait penyebab kematiam korban. Jika ternyata betul ada dugaan kesengajaan dan adanya unsur kelalaian dari pihak sekolah, maka Komnas Perlindungan Anak akan memberikan catatan hasil reKomendasinya kepadakepolisian. "Masih tunggu hasil penyelidikan kepolisian dan hasil autopsi," tegas Arist. Arist mengakui kejadian bullying bisa berujung fatal tak hanya fisik tapi verbal. Dia meminta pemerintah dan seluruh masyarakat menjadikan bullying sebagai trending topik yang harus diselesaikan secara tuntas. "Bullying harus jadi trending topic seluruh bangsa ini. Bullying tak lepas kontribusi anak-anak dan peran orang tua serta lingkungan. Jangan sampai korban lain berjatuhan," tukasnya. (ika/JPC)

Sumber: