Kalah Dengan e-Commerce, Penjual Kerudung Banting Stir Jualan Nasi Uduk
SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Perkembangan e-Commerce banyak melahirkan wirausaha baru. Namun, di sisi lain banyak juga pengusaha yang kalah dengan pesatnya e-Commerce. Seperti dialami Hendra (51). Ia terpaksa beralih profesi menjadi penjual nasi uduk. Lantaran pendapatannya dari penjualan kerudung di Pasar Ciruas mengalami penurunan drastis. Hendra mengaku kalah saing, dengan e-commerce atau penjualan melalui online yang membuat langganan pembelinya lebih memilih membeli secara online dibanding pergi ke pasar. Hendra mengatakan, telah berjualan kerudung sejak 1996 di dua toko miliknya di Pasar Ciruas, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Namun, memasuki pandemi Covid-19 penjualannya mengalami kebangkrutan hingga sekarang. Ia mensinyalir, bangkrut karena munculnya beberapa aplikasi yang menyediakan jualan online. "Kondisi pasar sepi banget, semenjak adanya jualan online bisa kehitung orang yang datang ke pasar. Dari dua toko hanya satu yang masih aktif, istri saya yang jualannya tapi tetap saja keuntungannya sangat kecil. Untuk menutupinya, saya berjualan nasi uduk," katanya kepada wartawan saat ditemui di tempat berjalannya di Pasar Ciruas, Selasa 03 Oktober 2023. Hendra mengaku, bukan tidak ingin beralih jualan ke online namun ia tidak begitu mengerti caranya serta sistem penjualannya agar dilirik banyak pembeli. "Saya punya empat anak, kalau berjualan di online tidak mungkin langsung ada yang beli, pasti kalah dengan mereka yang sudah banyak pengikutnya," ujarnya. Dikatakan Hendra, keuntungan yang didapat sebelum adanya jualan online bisa mencapai jutaan rupiah, namun sekarang hanya ratusan ribu saja. Karena, disamping sepinya kondisi pasar, ditambah pembeli melakukan adu harga yang ada di online. "Ada pembeli datang, nanya harga kita kasih misalnya Rp40 ribu si pembeli bilang di online lebih murah cuman Rp15 ribu, akhirnya mereka enggak jadi beli. Kalau sekarang mah, kejual tiga kerudung saja sudah bagus, bahkan pernah tiga hari enggak ada yang beli," ucapnya. Ia berharap, pemerintah bisa mengembalikan kondisi jual beli di pasar seperti sebelumnya yang ramai didatangi pengunjung. Menurutnya, dahulu dihebohkan dengan adanya uang ghoib, namun sekarang menjadi pasar ghoib. "Saya berharap kembali ke semula, ditutup aja jualan onlinenya. Yang dirugikan pedagang kecil, bukan hanya saya tapi banyak teman saya juga beralih profesi, bahkan ada yang bangkrut tidak berjualan lagi," tuturnya. (*) Reporter : Agung Gumelar Editor : E. Sahroni
Sumber: