Desa Belimbing Dapat Bantuan Gerobak Sampah

Desa Belimbing Dapat Bantuan Gerobak Sampah

TANGERANG -- Untuk menangani sampah di wilayah Desa Belimbing, Pemerintah Desa Belimbing mendapatkan bantuan berupa gerobak dan tempat sampah dari PT Pertamina Soekarno Hatta Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Bantuan gerobak dan tempat sampah tersebut, nantinya bisa digunakan untuk menampung sampah agar tidak ada sampah yang dibuang sembarangan yang dilakukan oleh masyarakat. Kepala Desa Belimbing Maskota mengatakan, dari awal menjabat Kades dari tahun 2007 hingga saat ini, dirinya selalu membangun komunikasi dengan Pertamina. Banyak sekali kegiatan-kegiatan Pertamina yang di laksanakan di Desa Belimbing, terutama bagi masyarakat. “Kami dari Pemdes Belimbing mengucapkan terimakasih kepada Pertamina, yang sudah peduli kepada masyarakat sekitar bandara. Dengan bantuan tersebut, sangat berguna untuk masyarakat agar menampung sampah,"ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (28/12). Maskota menambahkan, sampah yang ada di desa Belimbing sebagian besar bukan sampah dari warga sekitar. Namun, sampah tersebut sampah yang di buang oleh warga lain di luar desa belimbing dengan cara di buang pada malam hari. “Sampah yang ada di desa Belimbing untuk saat ini sangat sulit di selesaikan. Bukan hanya desa kami saja, mungkin se-kabupaten Tangerang. Artinya, bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami,"paparnya. Ia menjelaskan, untuk meminimalisir penumpukan sampah, Pemdes Belimbing bersama warga melakukan pemagaran di sepanjang bantaran kali serta di lokasi tempat yang biasa orang membuang sampah. “Alhamdulillah dengan cara di pagar, sedikit demi sedikit sampah di wilayah Desa Belimbing sudah mulai bersih. Selain itu, masyarakat juga harus membantu mengawasi agar tidak ada lagi masyarakat yang buang sampah di kali,"ungkapnya. Sementara itu, kepala Pertamina SHAFTHI Immanuel Kornelius Silaen menjelaskan, program pemberian gerobak dan tempat sampah bukan merupakan program yang muncul begitu saja. Sebelum mencetuskan program, Pertamina SHAFTHI sudah melakukan social mapping. “Jadi bukan berarti kami ada dana, kemudian mencetuskan program. Akan tetapi, kami berangkat dari kebutuhan yang kami pelajari, yang mempelajari pun pihak ke tiga yang sudah terakreditasi,”tutupnya. (ran)

Sumber: