Banjir, Macet dan Air Tanah Jadi Masukan Masyarakat dalam Konsultasi Amdal RSUD Tigaraksa

Banjir, Macet dan Air Tanah Jadi Masukan Masyarakat dalam Konsultasi Amdal RSUD Tigaraksa

PANONGAN, TANGERANGEKSPRES.CO.ID -- Dinas Kesehatan (Dinkes) baru menggelar tahap konsultasi publik analisis dampak lingkungan (Amdal) rencana pembangunan RSUD Tigaraksa yang berlokasi di Kelurahan Kadu Agung dan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa. Pantauan langsung Tangerang Ekspres, masyarakat yang hadir berdasarkan undangan merupakan perwakilan dari berbagai RT dan RW di Kelurahan Tigaraksa dan Kadu Agung. Ada unsur Karang Taruna dan organisasi taktis aliansi masyarakat Tigaraksa (Almast) serta tokoh masyarakat. Lurah Kadu Agung Mahfud Kuzaeni dalam sambutannya mengatakan, masyarakat mendukung adanya pembangunan rumah sakit baru di Tigaraksa. Sebab, kata dia, kemacetan menuju RSUD Balaraja dari Tigaraksa membuat beberapa pasien dalam keadaan gawat darurat tidak tertolong. "Kami sangat mendukung atas rencana pembangunan RSUD Tigaraksa. Tidak perlu jauh-jauh kemarin yang sakit banyak yang tidak tertolong karena ke RSUD Balaraja jauh, macet apalagi ke RSUD Kabupaten Tangerang yang ada di Kota Tangerang. Apalagi saat pandemi Covid-19 kemarin. Intinya kami mendukung dan mengapresiasi," jelasnya di Ballroom Hotel Amaris, Citra Raya, Kecamatan Panongan, Kamis (27/10). Sementara, Lurah Tigaraksa Rahmat mengatakan, perlu adanya pembahasan yang tuntas dan menyeluruh sehingga masyarakat tidak khawatir akan dampak yang ditimbulkan dari adanya RSUD Tigaraksa. Namun, kata dia, secara keseluruhan masyarakat mendukung dan mengapresiasi adanya pembangunan rumah sakit baru. "Total luas rumah sakit ini sekira 4,9 hektare, kelurahan kami yang terdampak luasnya sekira 3 hektare dan sisanya di Kadu Agung. Tentu kami mendukung dan dalam forum ini membahas dampak serta masukan dari masyarakat. Entah itu kebisingan, dampak lingkungan hingga polusi udara, apalagi Kampung Pabuaran merupakan zona hijau atau penghasil udara segar di kelurahan kami," jelasnya. Masyarakat yang hadir mulai memberikan masukan saat sesi tanya jawab. Mereka mempertanyakan akan dampak kemacetan yang akan ditimbulkan karena titik masuk dan keluar kendaraan hanya satu di RSUD Tigaraksa. Tidak hanya itu, terkait banjir warga mempertanyakan antisipasi dan daya tampung embung saat hujan deras terjadi. Kemudian, dampak akan air tanah dikarenakan aktivitas pengelolaan air limbah. "Kalau konsultasi publik ini tahapan dalam penyusunan dokumen Amdal. Inilah salah satu tahapannya. Di sini perlu diminta saran dan pendapat masyarakat. Untuk izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) tahapannya masih jauh, ini kan awal sebelum konstruksi. Saran itu ditampung dan ada nanti perwakilan masyarakat akan ada di sini. Baru tahap konsultasi publik untuk penyusunan dokumen," kata Reza perwakilan Bidang Amdal di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang. Senada, Camat Tigaraksa Rahyuni mengatakan, mendukung dengan adanya pembangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) Tigaraksa. Tentunya akan meningkatkan layanan kesehatan bagi warga dan peningkatan ekonomi. "Kami berharap dalam pembangunannya untuk tetap berkolaborasi dengan masyarakat sekitar biar tidak ada konflik sosial dan mengakomodir kearifan lokal. Kami berahap pembangunan bisa maksimal, baik dari sisi perencanaan, pengerjaan dan hasilnya dan memberi dampak positif maksimal ke masyarakat," pungkasnya. (sep)

Sumber: