Yamaha Dalam Trek Juara

Yamaha Dalam Trek Juara

PEBALAP Movistar Yamaha Maverick Vinales sempat memuncaki klasemen pebalap MotoGP 2017 sebelum akhirnya harus puas berada di urutan kedua di akhir paruh pertama dengan koleksi 124 angka. Posisi ini berjarak lima poin dari Marc Marquez (Repsol Honda) di posisi pertama. Walau prestasi Vinales merosot di dua lomba akhir paruh pertama pebalap Spanyol ini dianggap masih dalam trek perburuan juara dunia 2017. Demikian juga pebalap Yamaha lainnya Valentino Rossi yang ada di peringkat keempat dengan selisih 10 poin dari Marquez di posisi puncak. Buat Vinales, apa yang dihasilkan di seri terakhir di GP Jerman (2/7), dengan mampu finis keempat adalah akhir yang positif. Mengingat di seri GP Belanda di Sirkuit Assen (25/6) ia gagal finis. Keyakinan masih dalam trek juara dunia diungkap Vinales yang menilai performa motornya telah berangsur membaik. Adaptasi dengan sasis baru tinggal butuh waktu sedikit saja. Vinales menggunakan sasis baru di mulai di GP Belanda yang berujung pada gagal finis. Dengan menggunakan sasis motor baru pebalap peringkat keempat musim 2016 tersebut harus menyesuaikan kembali gaya balapannya. "Di beberapa balapan terakhir, motor telah sedikit berubah. Tapi kami masih perlu untuk memperbarui motor kami," ujar Vinales, mengutip dari Marca, jumat (7/7). "Di Jerman juga kami berhasil tampil dengan baik. Tapi kami butuh kepercayaan diri untuk bisa tampil lebih baik,” tambah pembalap berusia 22 tahun itu. Keyakinan untuk bisa meraih titel juara dunia 2017 juga diungkap Direktur Tim Yamaha, Lin Jarvis. Itu didasari pada kenyataan posisi terakhir Vinales di posisi kedua klasemen pebalap juga pada hasil di paruh pertama musim ini. Vinales, dinilai berhasil tampil dengan baik di paruh pertama MotoGP 2017. Dari sembilan balapan, rider asal Spanyol itu sukses merebut tiga podium teratas, yakni di GP Qatar, Argentina, dan Prancis. Dengan penampilannya tersebut, Top Gun –julukan Vinales– dipuji Jarvis. Menurutnya, penampilan Vinales jauh dari ekspektasinya dan berhasil bersaing dengan pebalap kenamaan lainnya. “Jelas saya pikir ini menjadi paruh musim pertama terbaik bagi Maverick. Dia bekerja keras saat musim dingin. Dia sangat cepat dalam beberapa tes,” ujar Jarvis. “Dia juga bisa juara di balapan pertama. Dan itu jauh dari ekspektasi kami. Dia berusaha dengan sangat keras. Menang dalam tiga balapan di paruh pertama, ini sangat baik bagi masa depannya,” tutupnya. Sedang pebalap Movistar Yamaha lainnya Valentino Rossi dianggap punya kans yang sama dengan Vinales. Apalagi persaingan antar pebalap papan atas tak terlalu jomplang jaraknya bahkan tergolong ketat. "Tahun ini situasinya terus berubah dari pekan ke pekan. Seluruh pebalap di MotoGP bagus. Anda harus gila di setiap balapan," kata Rossi. "Semuanya sangat berimbang. Ini sangat luar biasa untuk fans. Bagi kami para pebalap, masalahnya menjadi lebih rumit," sambung pebalap asal Italia tersebut. Total, ada lima pebalap yang bersaing dalam pacuan juara dunia MotoGP 2017. Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, memuncaki klasemen dengan raihan 129 poin. Dia mengungguli empat kandidat lainnya, yaitu Maverick Vinales, Andrea Dovizioso, Rossi, dan Dani Pedrosa. Rossi bertengger di posisi keempat, defisit 10 poin dari Marquez, namun hanya berjarak lima dan empat poin dari Vinales dan Dovi yang menempati peringkat kedua dan ketiga. Dengan ketatnya persaingan, The Doctor mengatakan ada dua hal yang harus dilakukan pebalap untuk memenangi MotoGP musim ini. "Pada 2016 ada sembilan juara seri yang berbeda, dan itu unik. Sekarang, kondisinya seperti ini," kata Rossi. "Kunci kesuksesan? Anda harus menang jika prospeknya ada, saat motor dan ban harmonis. Tapi di saat bersamaan, Anda menghindari akhir pekan yang sulit dengan tetap mendulang poin, seperti yang saya lakukan di Jerman," sambung dia. Valentino Rossi hanya finis di posisi kelima pada MotoGP Jerman, Minggu (2/7). Namun, hasil itu cukup melegakan karena Rossi kesulitan pada sesi latihan bebas dan kualifikasi yang berlangsung pada kondisi trek basah. (apw/okz)

Sumber: