Masker Langka, Pembersih Tangan Ludes

Masker Langka, Pembersih Tangan Ludes

TANGERANG-Kasus virus Corona di Depok, berefek ke mana-mana. Sejak Presiden Jokowi mengumumkan telah ditemukan ada dua warga Depok yang positif terinfeksi virus Corona, warga Tangerang bereaksi. Kemarin, banyak warga memburu, masker, sabun pembersih tangan (Hand Sanitizer). Sayangnya, masker dan sabun pembersih tangan sudah langka. apotek, minimarket sudah kehabisan stok. Selain itu, warga juga mencari vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak tertular virus Corona (Covid-19). Bahkan ada sejumlah warga yang memborong bahan makanan di pusat perbelanjaan. Mereka panik dan khawatir, wabah virus yang terjadi di Wuhan, Cina, terjadi di Indonesia. Untuk menangkal virus Corona, salah satu caranya harus mencuci tangan dengan sabun khusus mampu membunuh kuman. Sabun jenis ini langsung diburu warga. Di sejumlah apotek dan minimarket di Kota Tangerang, hand sanitizer langsung ludes. "Saya sudah keliling ke 5 apotek dan 5 minimarket, tak ada yang menjual hand sanitizer," kata Tiya warga Taman Royal. Di apotek K 24 di Perumahan Poris Plawad, dalam sehari kemarin, 200 sampai 300 orang datang untuk membeli masker dan sabun pembersih tangan. Sayangnya, sejak dua bulan lalu, masker jenis apa pun sudah tidak dijual di apotek tersebut. Wawan Hendrawan salah satu karyawan apotek K 24 mengatakan, setelah ada pengumuman dari Presiden, banyak warga yang datang mencari masker. Tetapi sejak dua bulan terakhir, apotek K 24 tidak mendapatkan kiriman dari distributor. "Sejak kemarin warga banyak yang datang sejak pagi. Sampai malam pun mereka tetap menanyakan masker. Bahkan ada yang meminta nomor telepon kita, mereka akan terus menelepon untuk menanyakan masker, jika sudah ada," ujarnya saat ditemui, Selasa (3/3). Wawan menambahkan, kekosongan masker tersebut bukan karena stok di distributor tidak ada. Melainkan harga dari distributor yang sudah sangat tinggi. Sehingga pihaknya tidak mau mengambil dengan alasan, harga jual sudah tinggi. "Dari distributor harganya Rp 180 ribu dan itu sangat mahal, makanya semua apotek K 24 memasang tulisan masker kosong. Tidak hanya di sini, di pusat juga memasang tulisan masker kosong agar warga tidak mencari-cari,"paparnya. Ia menjelaskan, saat ini yang dicari warga tidak hanya masker. Tapi juga vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satunya Inbos, dalam setengah jam 500 strip langsung ludes. "Sekarang warga juga mencari Inbos, itu adalah vitamin untuk daya tahan tubuh. Di kami saat ini stok hampir menipis. Untuk satu strip kami jual Rp 77 ribu dan itu banyak dicari oleh warga,"ungkapnya. Sementara itu, Indah Prawirsari karyawan apotek Berkah di Cipondoh mengungkapkan hal yang sama. Semenjak ramai virus Corona, sudah tidak lagi menjual masker. Hal tersebut karena memang harga sudah sangat tinggi. "Di kami sudah tidak menjual masker, karena dari distributor harganya Rp 200 ribu. Walaupun banyak yang mencari, kami bingung jual berapa ke warga," lanjutnya. Indah menuturkan, setiap hari banyak warga yang ingin membeli masker. Bahkan ada warga yang ingin membeli banyak dengan alasan untuk stck. "Kami bukan tidak mau melayani, karena memang kondisi masker saat ini sudah tidak kami jual mas. Walaupun banyak permintaan, tetapi kami juga tidak mau ambil risiko rugi," tutupnya. Pembersih tangan juga banyak dicari warga. Dalam sekejap, stok langsung habis. Untuk menangkal virus Corona, saat masker sudah lenyap dipasaran, warga memilih pembersih tangan, yang harganya mulai dari Rp 30 ribu per botol ukuran 50 ml. Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Tangsel. Warga pun was-was, virus tersebut menyebar ke Kota Tangsel. Masker menjadi barang utama yang dicari. Sayangnya, sulit dicari. Semua apotek sudah tidak menjual. Salah satu warga Kota Tangsel, Desy Alvianti mengatakan kesulitan mendapatkan masker di Kota Tangsel. "Saya sudah mencari di beberapa minimarket dan apotek, tak ada yang jual," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (3/3). Desy menambahkan, dengan mulai langkanya keberadaan masker, menyebabkan beberapa oknum menjual masker dengan harga yang tidak wajar. Harga masker naik dan langka. Juga jadi banyak oknum-oknum yang jual masker dengan harga tak wajar. "Biasanya satu bok harganya Rp 55 ribu, tadi cek di toko online harganya jadi Rp 300 ribu,” tambahnya. Pantuan Tangerang Ekspres di beberapa apotek dan minimarket, stok master kosong dan sudah berlangsung beberapa hari. Seperti terlihat di Apotek Generik yang ada di Jalan Surya Kencana Pamulang. Menurut pegawai apotek, Siti, harga masker tetap normal yakni satu bok berisi 50 lembar masker harganya dari Rp 31-35 ribu. "Harganya tetap sama. Namun, sudah dua hari ini stoknya habis karena diborong masyarakat," ujarnya. Hal senada dikatakan karyawan minimarket Indomaret di Jalan Surya Kencana Pamulang, Danang. Menurutnya, stok masker habis sejak dua hari lalu. "Pas datang biasanya 20 kotak dan tiap kotak berisi 5 masker dengan harga Rp 9 ribu. Tapi, baru datang langsung diborong masyarakat, ada yang satu orang beli lima kotak," ujarnya. Di tempat terpisah, pegawai Apotek Nusa Loka, BSD City, Serpong, Lani mengaku, sejak satu bulan lalu tidak menjual maskesr. Pasalnya, harganya mengalami kenaikan tidak wajar dimana awalnya Rp 15 ribu kini menjadi Rp 300 ribu per 15 lembar. "Banyak masyarakat yang mencari masker tapi saya tidak mau mengecewakannya, karena harganya tidak masuk akal. Ditambah harga ini bukan harga resmi, jadi lebih baik saya tidak menjual," ujarnya. Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, untuk mengantisipasi virus Corona masuk Kota Tangsel pihaknya telah menyiapkan tim dokter yang siaga 24 jam di RSU Kota Tangsel. Tim dokter disiapkan untuk berjaga-jaga bila ada pasien suspect Corona. "Dokter yang jaga sudah kita siapkan dan bekerjasama dengan dokter dari rumah sakit swasta yang ada di Kota Tangsel," ujarnya. Deden menambahkan, selain menyiapkan tim dokter, dinkes juga menyiapkan ruang transit jika ada pasien yang memiliki gejala mengarah Corona sebelum nantinya dirujuk ke RS Sulianti Soeroso, Jakarta Utara yang menjadi RS rujukan utama. Dinkes mengantisipasi dengan menyiapkan ruang isolasi dan tenaga khususnya. Selain itu dinkes telah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui puskesmas untuk mengurangi kepanikan. "Masyarakat jangan panik dan diharapkan jaga kesehatan, makan-makanan yang sehat, hindari kontak langsung orang asing dan terutama yang baru datang dari luar negeri," tuturnya. (ran/bud)

Sumber: