Kejuaraan Angkat Besi Junior Asia: Peluang Windy Kunci Tiket ke Tokyo

Kejuaraan Angkat Besi Junior Asia: Peluang Windy Kunci Tiket ke Tokyo

KEJUARAAN Angkat Besi Junior Asia bergulir mulai hari ini di Tashkent, Uzbekistan. Timnas angkat besi Indonesia punya misi super penting dalam kompetisi kali ini. Bukan cuma untuk berprestasi, melainkan demi menyegel satu slot Olimpiade Tokyo 2020. Kejuaraan yang berlangsung hingga 19 Februari mendatang itu punya level gold. Artinya peluang meraup poin dalam babak kualifikasi olimpiade lebih tinggi. Dari level junior ada Windy Cantika Aisah, lifter kelas 49 kg yang diunggulkan untuk itu. PB PABBSI memang sempat mengklaim telah meloloskan dua atlet untuk tampil di multievent terbesar dunia itu. Selain Windy, ada Eko Yuli Irawan dari kelas 61 kg yang dipastikan aman usai mengikuti International Fajr Cup awal bulan ini. “Yang jelas untuk Windy kalau hasil di sini lebih baik, maka posisi ke olimpiade bisa dikunci. Sebenarnya masih ada dua turnamen lagi, sih, untuk jaga-jaga,” tutur pelatih pelatnas Dirdja Wihardja yang sedang mendampingi tim di Tashkent. Persiapan menuju kompetisi memang terbilang mepet. Usai SEA Games 2019 yang berlangsung di Manila, Filipina, pelatnas angkat besi sempat diliburkan. Intensitas latihan efektif hanya berkisar sebulan saja. Selain itu, tes angkatan yang rutin digelar tiap bulan juga belum terlaksana tahun ini. Maka dari itu, total angkatan para lifter pelatnas masih mengacu pada hasil SEA Games 2019 lalu. Kala itu Windy membukukan angkatan 190 kg dengan rincian snatch 86 kg dan clean and jerk 104 kg. Jika mampu mempertahankan jumlah tersebut, setidaknya dia bisa mengumpulkan poin sekitar 882,9017. Itu akan menjadi tambahan yang bagus bagi Windy yang kini sudah mengantongi 3,128.4452 poin. “Kalau bisa mempertahankan angkatan SEA Games, poinnya bertambah lebih lagi. Jadi peringkat sembilan sampai empatbelas nggak bisa kejar lagi. Posisinya aman di delapan besar,” papar Dirdja. Secara peringkat kualifikasi, Windy masih berada diurutan ketujuh. Hal itu dikarenakan Tiongkok menempatkan tiga lifter di posisi delapan besar. Tetapi untuk hitungan realitanya, Windy ada di posisi kelima lantaran tiap negara hanya bisa mengirimkan satu lifter untuk masing-masing kelas. “Mudah-mudahan bisa lebih lagi angkatannya. Kalau dia bisa lebih baik, ya, bye-bye lawan,” kata Dirdja. Angkat besi sendiri berupaya bisa meloloskan empat atlet pada olimpiade tahun ini. Hanya saja dalam pemaparan bersama Kemenpora pada Selasa (11/2) lalu PABBSI menyebut ada dua atlet yang berpotensi lolos babak kualifikasi. Selain Windy dan Eko, masih ada Deni (kelas 67 kg) dan Triyatno (kelas 73 kg) yang juga berjuang untuk mendapat tiket. (jpg/apw)

Sumber: