Jatiuwung Tertinggi Kasus Curanmor

Jatiuwung Tertinggi Kasus Curanmor

TANGERANG - Polres Metro Tangerang kota mengungkap penanganan kasus selama 2019. Dari 13 kecamatan se-Kota Tangerang, tiga kecamatan dinyatakan paling rawan tindak pencurian sepeda motor (Curanmor). Diantaranya Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Tangerang, dan Kecamatan Ciledug. "Paling tinggi (kasus) ini wilayah Jatiuwung, Tangerang, dan Ciledug. Tiga kecamatan ini yang masih mewarnai. Ini bukan tindak Curanmor saja tapi tindak pidana lainnya,"ungkap Kapolres Kombespol Abdul Karim. Menurut dia, perumahan di tiga kecamatan itu menjadi sasaran empuk para pelaku pencurian kendaraan bermotor. Parkir liar yang berada di pinggir jalan juga tidak lepas jadi sasaran para pelaku kejahatan yang mengincar kendaraan roda dua bahkan empat. "Membludaknya jumlah motor di Kota Tangerang menjadi faktor utama meningkatnya kasus pencurian kendaraan bermotor di Jatiuwung, Tangerang, dan Ciledug,"katanya. Karim mengatakan, dari data yang didapatkan, kasus kejahatan pencurian bermotor di Kota Tangerang pada 2018 berjumlah 66 kasus. Sementara pada tahun 2019 angka pencurian kendaraan bermotor bertambah menjadi 86 kasus yang berarti meningkat sekira 30 persen. "Warga Kota Tangerang tentunya diminta untuk lebih hati-hati lagi dalam mengawasi kendaraannya. Apa lagi kalau di tempat ramai seperti parkiran,"tutupnya Selain pencurian motor, Polres juga merinci jumlah kecelakaan lalu lintas sepanjang 2019 yang terjadi di wilayah Kota Tangerang. Catatan polisi, kasus kecelekaan meningkat dibanding tahun 2018. Jumlah kecelakaan lalu lintas di Kota Tangerang sebanyak 599 kasus pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2019 kecelakaan lalu lintas di Kota Tangerang meningkat cukup signifikan yakni terdapat 655 kasus. Kapolres menjelaskan, kenaikan angka kecelakaan diikuti jumlah korban meninggal dunia. Pada 2018 terhitung ada 27 korban jiwa sementara tahun ini terdapat 38 korban meninggal dunia. "Terjadi kenaikan jumlah kasus Laka Lantas pada tahun 2019 sebesar sembilan persen, yakni dari 599 kasus pada tahun 2018 menjadi 655 kasus pada tahun 2019. Untuk korban meninggal dunia, terdapat kenaikan hingga 40 persen, sementara untuk korban luka berat juga meningkat yakni dari 209 orang menjadi 240 orang, dan luka ringan dari 363 orang menjadi 377 orang,"ujarnya. Karim mengklaim, penyebab meroketnya kasus kecelakaan lalu lintas karena volume truk bertonase berat yang melintas di Kota Tangerang. Pada tahun 2018-2019 ini banyak proyek nasional di Kota Tangerang yang menyebabkan truk bertonase berat sering mondar-mandir. "Misalnya pembangunan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tol Kunciran-Bandara, dan PIK 2, kendaraan proyeknya memang melintas sehingga kerap kali menimbulkan kecelakaan fatal,"paparnya. (mg-9)

Sumber: