Peringati HAB, Kemenag Bangun Rumah

Peringati HAB, Kemenag Bangun Rumah

SERPONG-Dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB) ke-74 yang jatuh pada 3 Januari 2020, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangsel melakukan pembangunan rumah warga tidak mampu. Yakni, program bedah rumah milik Ibu Sarnih di Ciater Tengah, RT 2/8, Ciater, Serpong. Peletakan batu pertama dilakukan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany didampingi Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Kepala Kemenag Kota Tangsel Abdul Rojak, serta Ketua Fraksi PAN DPR RI Ali Taher, Senin (30/12). Kepala Kantor Kemenag Kota Tangsel, Abdul Rojak mengatakan, program bedah rumah tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial keluarga besar Kemenag Kota Tangsel. "Tidak bisa dipungkiri, masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan untuk mendapatkan bantuan rumah layak huni," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (30/12). Rojak menambahkan, Kemenag ingin dalam menyambut HAB memberikan sesuatu yang bermanfaat langsung dan dirasa masyarakat. "Rumah yang akan kita bangun ini hasil survei, kriterianya rumah tidak memungkinkan didiami, tanah punya sendiri. Biaya yang kita siapkan sebesar 50 juta yang berasal dari swadana pegawai Kemenag," tambahnya. Sementara itu, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, tahun ini ada 205 rumah yang dibangun oleh Disperkimta, 10 CSR Bank BJB dan 42 rumah oleh Baznas. "Bedah rumah ini bukti Kemanag sangat perhatian terhadap masyarakat Kota Tangsel," ujarnya. Pak Ben menambahkan, tujuan bedah rumah adalah supaya masyarakat yang tinggal di Kota Tangsel mendapatkan rumah layak untuk dihuni. Ini merupakan hak pribadi untuk mendapat rumah yang layak. Kebijakan Pemkot Tangsel pada dasarnya kebijakan anggaran yang bertujuan untuk bisa digunakan dalam kemakmuran masyarakat. "Ini sesuai Undang-Undang dan diperlukan peran aktif RT/RT dan tentunya masyarakat," tambahnya. Di tempat yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengucapkan terima kasih kepada Kemenag karena bedah rumah membantu tugas pemkot dalam menyediakan rumah yang layak huni. "Ini kewajiban kita bersama dalam rangka membantu sesama," ujarnya. Menurut Airin, miskin adalah orang yang miskin hatinya. Sebab, kalau miskin cuma karena indikatornya kekayaan, itu salah. Namun, bagaimana kita akan kaya hati dan kita merasa rumah adalah surga di dunia ini adalah tempat untuk beribadah. "Percuma rumah besar, tapi tidak ada yang menjalankan perintah agama tapi, rumah kecil penuh dengan kedamaian itu surga kita," jelasnya. "Saya berharap masyarakat ada keguyuban, kegotong-royongan dalam membangun rumah masyarakat yang tidak mampu," tuturnya. (bud)

Sumber: