Menjahit Potensi Dikembangkan di Gunung Kaler

Menjahit Potensi Dikembangkan di Gunung Kaler

GUNUNG KALER -- Banyak cara yang dilakukan istri untuk membantu suami menambah pendapatan. Mulai dari menjalankan bisnis online sampai membuka usaha jahit. Selama pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak terganggu. Pasti suami mendukung usaha apapun yang dikerjakan istri. Seperti yang dilakukan Munah, ibu enam anak ini membuka usaha jahit di rumahnya sejak 2015. Dalam sehari, ia dapat memproduksi sebanyak sepuluh celana pendek hasil karya tangannya. Satu celana pendek ia jual dengan harga Rp7.500. Keahlian menjahit didapat Munah melalui pelatihan menjahit yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang pada 2015. Warga Kampung Pasir Kepaksan, RT 07/02, Desa Gunung Kaler, ini bersyukur menerima pelatihan menjahit pada waktu itu. “Alhamdulillah, saya punya sedikit keahlian jahit. Keahlian didapat melalui latihan jahit yang diselenggarakan Pemkab Tangerang. Jadinya,  saya bisa bantu-bantu suami untuk nambah penghasilan yang berprofesi sebagai petani,” kata Munah, istri Asman, kepada Tangerang Ekspres, Senin (21/10). Munah mengatakan, celana pendek hasil produksinya hanya dipasarkan ke kampung-kampung wilayah Kecamatan Gunung Kaler dan sekitar. Yang memasarkan adalah teman-temannya. Teman-temannya biasa menjual celana pendek produksinya kepada pembeli kisaran harga Rp10 ribu sampai Rp20 ribu. Tentu kata Munah, melalui keahliannya itu ia dapat membantu teman-temannya menambah penghasilan. Selain itu, kedepan ia berkeinginan menjual celana pendek hasil produksinya ke toko-toko agar bisa meningkatkan jumlah produksinya. Walhasil, ia akan memerlukan tenaga penjahit lagi. Munah menyebutkan, apabila Pemerintah Desa Gunung Kaler melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) bersedia membantu pemodalan dan pemasaran. Tentu, usahanya dapat menjadi salah satu potensi yang dapat membuka lapangan pekerjaan. Solikan, Penjabat Kepala Desa (PJ Kades) Gunung Kaler mengatakan, kedepan dia akan berkoordinasi dengan kepala desa terpilih periode 2019 sampai 2025, agar dapat membentuk BUMDesa di Desa Gunung Kaler. “Sekarang kami akui belum ada BUMDesa di desa kami. Tapi, Insya Allah kedepan BUMDesa dapat dibentuk. Targetnya, kami ingin BUMDesa berjalan dengan baik, bukan sekedar dibentuk saja, namun bisa berkembang,” kata Solikan, kepada Tangerang Ekspres. Selain usaha jahit Menurut Solikan, nanti BUMDesa dapat bergerak di bidang penjualan gas elpiji. Kenapa di bidang usaha penjualan gas elpiji , sebab gas elpiji sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. “Kalau sudah ada orang-orang yang ahli di bidang usaha yang di pilih. Tinggal dibentuk saja BUMDesa-nya. Terpenting juga, BUMDesa dapat mengembangkan modal usaha yang dberikan. Bukan malahan modalnya habis,” pungkasnya. (zky/mas)

Sumber: