Dekati Wiranto Berdalih Minta Foto

Dekati Wiranto Berdalih Minta Foto

Alun-alun Menes, Desa Purwaraja Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10) pagi, dikerumuni warga sekitar. Warga ingin melihat helikopter yang membawa rombongan Menko Polhukan Wiranto, mendarat. Polisi pun melakukan penjagaan. Menjauhkan warga agar tidak terlalu dekat dengan titik pendaratan helikopter. Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan istrinya, Fitri berbaur dengan kerumunan warga. Saat itu, Fitri sedang menggendong anaknya. Polisi pun memperingatkan Abu Rara dan Fitri agar tidak terlalu dekat dengan helikopter. "Tersangka dan istri ini sudah ada di situ, di lapangan dan sudah diingatkan oleh Kapolsek, 'Pak, Bu, jangan di sini, ini putarannya (baling-baling helikopter) kenceng'," kata Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir. Abu Rara dan istri lantas menjauh. Namun, saat rombongan Wiranto mulai terlihat memasuki alun-alun Abu Rara dan istrinya serta warga lainnya mulai mendekat lagi. Salah seorang polisi, kembali meminta warga agar mundur. Tapi, Abu Rara dan istrinya tetap tidak mau beranjak. "Mau ngapain? tanya polisi itu. "Mau foto sama pak menteri," kata Fitri. Mobil yang membawa Wiranto pun tiba di pinggir alun-alun. Wiranto pun keluar dari mobil dan langsung disambut Kapolsek Menes Kompol Dariyanto. Selesai berjabat tangan, Abu Rara yang tak jauh dari mobil Wiranto, bergerak cepat dan langsung menusuk perut Wiranto. Ajudan Danrem dan Irjen Tomsi Tohir dan beberapa orang yang di dekat Wiranto bereaksi. Melindungi Wiranto dan membekuk pelakunya. "Saya dan ajudan, Danrem langsung melumpuhkan pelaku," tuturnya. Bupati Pandeglang Irna Narulita mengaku prihatin atas kejadian ini. Dia memastikan dua pelaku yang mencoba membunuh Wiranto bukan warga Pandeglang. "Menurut informasi yang saya dapat dua orang ini (pelaku) tinggal di Pandeglang baru dua bulan, jadi saya memastikan mereka bukan warga kami," kata Irna Sementara itu, Kepala Humas Unma Banten Rizal Rohmatullah melalui pernyataan resminya yang diterima Banten Ekspres menyampaikan, Sivitas akademika Unma Banten mengutuk keras upaya percobaan pembunuhan terhadap Wiranto, di Alun-alun Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang pada Kamis (10/10). Tokoh Mathla’ul Anwar Fuad Sauki yang sedang mendampingi Wiranto juga menderita luka-luka. “Perilaku ini tidak dapat dibenarkan secara hukum dan dari sudut pandang agama yang kami yakini,” katanya. Dalam pernyataan resminya juga, Rizal menuturkan, sebelumnya, Wiranto menghadiri acara dan meresmikan gedung di Kampus Unma Banten di Kampung Cikaliung, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang yang berjarak kurang lebih 6 kilometer dari lokasi terjadinya penusukan. Dikabarkan Wiranto diserang satu orang laki-laki dan satu orang perempuan sesaat setelah turun dari mobil menuju helikopter yang akan membawanya ke Jakarta. Sivitas akademika Unma berharap kejadian ini dapat diusut secara tuntas dan pelakunya diperoses secara hukum . “Kejadian ini sangat memalukan nama baik Universitas Mathla’ul Anwar dan masyarakat Pandeglang yang dikenal senantiasa menjaga sopan santun dan religius. Semoga Pak Wiranto segera pulih kembali dan tetap bisa menjalankan tugas-tugas kenegaraan,” tandasnya.(mg-5/mg-6)

Sumber: