Jokowi akan Tegur Kapolri, Terkait Sikap Represif Aparat pada Gerakan Mahasiswa

Jokowi akan Tegur Kapolri, Terkait Sikap Represif Aparat pada Gerakan Mahasiswa

JAKARTA -- Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa di berbagai daerah diwarnai adanya kekerasan oleh aparat keamanan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan segera menghubungi Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait hal ini. Jokowi mengatakan, penanganan aksi demonstrasi harus dilakukan secara terukur dan tak represif. "Tadi kami sudah dapat masukan, nanti saya akan telepon langsung kepada Kapolri agar dalam menangani setiap demonstrasi itu dilakukan dengan cara-cara yang tidak represif yang terukur," ujar Jokowi saat memberikan pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9). Kendati demikian, Presiden meminta agar aparat bertindak tegas jika aksi unjukrasa berakhir anarkis dengan merusak fasilitas umum. "Tapi kalau sudah anarkis seperti tadi malam ya memang harus tindakan tegas," kata Jokowi. Jokowi juga berjanji akan segera bertemu dengan para mahasiswa setelah aksi yang digelar di berbagai daerah beberapa hari terkahir ini. Menurutnya, pertemuan dengan para pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) akan digelar hari ini, Jumat (27/9). "Besok kami akan bertemu dengan para mahasiswa. Utamanya BEM," ujar Jokowi. Jokowi juga mengapresiasi mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di berbagai daerah untuk menolak revisi undang-undang yang dinilai bermasalah. Menurut dia, aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk dari demokrasi di Indonesia. Ia juga mengatakan, aspirasi yang disampaikan dalam gerakan mahasiswa itu ditampung dan dipertimbangkan. Namun, ia mengingatkan agar aksi yang digelar mahasiswa berjalan damai dan tak anarkis. "Apresiasi saya terhadap demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa yang ini saya kira sebuah bentuk demokrasi yang ada di negara kita dan masukan-masukan yang disampaikan menjadi catatan untuk memperbaiki yang kurang di negara kita," kata Presiden. Bertemu Tokoh Sejumlah tokoh bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin. Pertemuam itu membahas perkembangan Indonesia terkini, mulai dari kebakaran hutan dan lahan, rencana pemerintah dan DPR merevisi sejumlah rancangan undang-undang, serta gerakan mahasiswa. Tokoh yang hadir antara lain rohaniawan Franz Magnis Suseno, budayawan Toety Herati, akademisi Azyumardi Azra, aktivis Emil Salim, budayawan Gunawan Mohammad, budayawan Nyoman Nuarta, pengusaha Arifin Panigoro, budayawan Christine Hakim, budayawan Butet Kertaradjasa dan ahli hukum Bivitri Susanti. Salah satu tokoh agama yang menemui Presiden adalah Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama Helmy Faishal Zaini. Helmy menyatakan bahwa gerakan demonstrasi mahasiswa di sejumlah daerah merupakan gerakan moral. Gerakan mahasiswa, menurut Helmy, adalah bagian dari agen perubahan. "Kita harapkan kemurnian dari gerakan ini tentu akan terus dapat diperjuangkan. Meskipun kami juga berharap agar gerakan mahasiswa ini betul-betul dapat dihindarkan dari adanya kelompok-kelompok kepentingan tertentu yang ingin menunggangi agenda-agenda tersebut," kata Helmy. Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman mengapresiasi gerakan yang dilakukan sejumlah mahasiswa beberapa hari belakangan ini. Agus mengingatkan bahwa apa yang dilakukan mahasiswa harus esuai dengan koridor etika bangsa. "Oleh karena itu, gerakan yang murni ini harus dijaga agar jangan sampai kemudian terjadi cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa yang kita cintai," kata Agus. Seperti diketahui, mahasiswa dari banyak perguruan tinggi di Indonesia berdemonstrasi menentang rencana DPR mengesahkan sejumlah rancangan undang-undang sejak beberapa hari lalu. Demonstrasi sempat berlangsung ricuh di sejumlah lokasi. Sejumlah pihak menilai gerakan mahasiswa menentang pengesahan sejumlah RUU itu merupakan salah satu gerakan mahasiswa yang paling besar sejak era reformasi 1998. Selain Helmy dan Agus, tokoh agama yang menemui Jokowi antara lain Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Henriette Lebang, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Arief Harsono, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Budi Santoso Tanuwibowo, dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Suharyo.(rep/bis)

Sumber: