Siswa Dikenalkan Kesehatan Reproduksi

Siswa Dikenalkan Kesehatan Reproduksi

CIPUTAT-Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan Perlindungan Anakd dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangsel mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja. Acara yang diikuti 50 siswa/siswi SMA tersebut dilaksanakan di Lantai 3A Gedung 3 Balai Kota Tangsel, Selasa (23/7). Kepala Seksi Pembinaan Kepesertaan Berkeluarga Berencana pada DPMP3AKB Kota Tangsel Aryo Darmawan mengatakan, penyuluhan tersebut untuk menambah wawasan siswa dengan apa yang sudah dipelajari di sekolah. "Penyuluhan ini juga pernah kita lakukan di sekolah," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (23/7). Aryo menambahkan, setelah acara usai diharap siswa bisa meberikan informasi yang didapat kepada teman-temannya di sekolah maupun di lingkungan rumah. Remaja adalah masa dimana ingin tahu dan salah satunya soal kesehatan reproduksi. Kesehtaan reproduksi ini dan perlu diketahui sejak remaja, apalagi masa haid wanita mulai dari usia 10-15 tahun. "Ini harus diketahui dan apa perubahan-perubahan yang ada pada dirinya. Di sekolah pelajaran biologi sudah dipelajari. Remaja ini kita arahkan untuk mengetahui tentang reproduksi sendiri, cara menjaganya, sehingga bisa hidup sehat," tambahnya. Ia berharap kesehatan reproduksi dapat dipahami semua remaja. Saat ini di sekolah sudah ada pusat informasi konseling remaja (PIKR), yakni temaja-remaja yang sudah dilatih diharap memberitahu teman-temannya. Masa remaja itu organ reproduksinya sudah berkembang dan sudah siap, kalau disalahgunakan akan ada risiko. "Risikonya mulai dari hamil diluar nikah, tidak sehat karena tidak dijaga. Penyuluhan ini untuk menjaga kesehatan dan mencegah kehamilan diluar nikah," tuturnya. Sementara itu, Kasubid Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Banten, Nurbaiti mengatakan, pendidikan dan pemahaman masalah seksual bagi remaja sangat penting. Ketidakpahaman remaja kita utamanya risiko berhubungan seksual diusia yang masih belia akan berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi. "Bahkan prilaku seks yang tidak sehat bisa memicu berbagai penyakit menular seksual," ujarnya. Nurbaiti menambahkan, penggunaan celana dalam yang sesuai dengan prinsif kesehatan reproduksi juga merupakan hal penting yang harus diketahui oleh remaja. Apalagi, dengan jadwal belajar remaja di sekolah yang relatif lebih lama. Ini tentu harus dicermati dengan menyiapkan celana dalam tambahan agar bisa diganti pada waktu tertentu setiap hari di sekolah. "Memakai pakaian dalam yang tidak sehat dapat mengundang pertumbuhan jamur di organ reproduksi dan ini berbahaya," tambahnya. (bud)

Sumber: