Pemuda Tidak Boleh Lemah

Pemuda Tidak Boleh Lemah

CURUG – Pengkaderan dalam sebuah organisasi hal yang paling vital dan strategis. Begitu vitalnya peran pengkaderan hingga masa depan sebuah organisasi, ditentukan oleh proses pengkaderan pada hari ini. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Tangerang, Amalul Arifin, saat memimpin rapat pimpinan daerah (Rapimda) Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Tangerang, yang dilaksanakan di Kecamatan Curug, Sabtu (13/7). “Perkaderan adahal hal yang paling strategis, masa depan sebuah organisasi, perlu melihat bagaimana perkaderannya saat ini,” jelas Amalul, di hadapan kader Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Tangerang. Menurut Amalul, pengkaderan sangat identik dengan regenerasi, sehingga seluruh pengurus Pemuda Muhammadiyah yang menduduki jabatan perlu bergerak cepat dalam merespon kebutuhan kader saat ini, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. “Jangan memegang amanah dengan pikiran kosong, segera bergerak cepat untuk menyusun agenda dan program kerja,” tegasnya. Lebih lanjut Amalul mengutip surat An Nisa ayat sembilan, 'Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar'. Kata Amalul, ayat Allah tersebut menjadi dalil bahwa tidak boleh meninggalkan sepeninggal kita kader-kader yang lemah. Lemah di sini bisa ditinjau dari berbagai aspek, lemah ekonominya, lemah keilmuannya, lemah fisiknya maupun lemah karakter. Oleh karena itu, perkaderan menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi, termasuk organiasi Pemuda Muhammadiyah. Menurut Amalul, pertanyaannya apakah perkaderan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) hari ini sudah menjawab tantangan zaman? Mengingat hari ini sudah masuk ke dalam era Post Modernisasi. Jangan-jangan model perkaderannya sudah kadaluarsa, karena dirumuskan pada era mesin tik atau era handphone yang hanya bisa sms atau telepon saja. Maka perlu kiranya meninjau ulang perkaderan tersebut. Yang pertama harus lakukan lanjut Amalul, mengidentifikasi tantangan-tantangan di era saat ini. Adanya kemajuan teknologi yang masif membuat kontestasi ideologi ke Islaman kian mudah. Hari ini tersedia berbagai model dan corak pemahaman ke Islaman dengan berbagai ide yang ditawarkan. Ada yang menawarkan khilafah sebagai solusi semua masalah. Ada yang menawarkan bahaya konspirasi dajjal dalam banyak simbol-simbol. Bahkan ada juga yang menawarkan Islam nusantara. Ada yang menawarkan bahwa pemilihan presiden sama dengan jihad. Intinya pertarungan ide sudah sangat terbuka. Lantas di mana posisi kader Muhammadiyah? “Kita perlu terlebih dahulu meneguhkan jati diri kader Muhammadiyah di tengah kontestasi tersebut. Kader Muhammadiyah punya jati diri tajdid, yakni pembaharuan. Tajdid Muhammadiyah adalah pemurnian dalam akidah, ibadah mahdah dan akhlakul karimah,” jelas Amalul, yang disambut antusias kader Muhammadiyah. Pengembangan dalam persoalan muamalah duniawiyah. Intinya kader muhammadiyah ini harus punya prinsip dan kaku dalam hal akidah, ibadah mahdhah dan akhlakul karimah. Bagi kader muhammadiyah hal-hal sebisa mungkin mengikuti Rasulullah SAW. Namun kader Muhammadiyah harus fleksibel, dinamis bahkan liberal dalam hal-hal yang sifatnya muamalah duniawiyah. Sebagaimana Kiai Ahmad Dahlan, tak ragu berinovasi walau ditentang masyarakatnya. Jika bisa benar memahami identitas tersebut, maka tak akan segan berhadapan dengan tawaran-tawaran faham yang lain. “Kader Muhammadiyah perlu mengaktualisasikan faham Islam yang berkemajuan. Di dalamnya sebenarnya sudah sangat lengkap mengenai tantangan dunia hari ini,” ujar Amalul. Dalam kegiatan Rapimda, hadir juga sebagai narasumber Wahyu Diana Mulya komisioner KPU Kabupaten Tangerang, M Iqbal Syam Wakil tiga STTM Muhammadiyah Tangerang, Dadang Hidayat Ketua LP3M UMT, dan juga Remi Martogi, mantan ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah. (mas)

Sumber: