Manajer JKT48 Gantung Diri di Pondok Aren

Manajer JKT48 Gantung Diri di Pondok Aren

PONDOK AREN-Warga Negara Jepang, Inao Jiro, ditemukan tewas tergantung  di dalam kamarnya di Perumahan River Park, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Kota Tangsel. Jiro dikenal sebagai salah satu manajer grup JKT48. Polisi memastikan Jiro meninggal karena bunuh diri. “Yang baru dapat kita pastikan adalah (dikuatkan keterangan medis dari dokter) bahwa yang bersangkutan bunuh diri,” kata Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Alexander kemarin.

Alexander mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, tidak ada kekerasan yang dialami korban sebelum meninggal. Sampai saat ini belum ada alasan mengapa Inao Jiro mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, jika dilihat dari kicauannya di media sosial, nampaknya sebelum meninggal Inao Jiro sempat merasa kesal karena ulah fans JKT48.

Dalam kicauan terakhirnya di Twitter, Inao Jiro menuliskan kekesalannya pada fans yang tak ingin memberikan vote mereka untuk memilih member JKT48 untuk ikut berpartisipasi dalam single ke-17 JKT48. “Diwaro mau, tapi ngevote gk mau,” tulis Inao Jiro 12 Maret lalu.

“Untuk apa member bekerja keras latihan dan syuting. jika fans tidak beli dan hanya mendownload!,” tulis Jiro Inao lagi. Namun belum dapat dipastikan apakah tweet tersebut ada hubungannya dengan kematian Inao.

Menurut keterangan Suryati, saksi yang juga pembantu rumah tangga di kediaman Inao, sekitar pukul 09.00 WIB Selasa (21/3), korban masih terlihat di dalam rumah. Manajer JKT48 itu beraktivitas seperti biasa, sarapan, atau sekadar mondar mandir di dalam rumah. Lalu pukul 11.00 WIB, korban masuk ke dalam kamarnya. “Setelah itu, saksi sekitar pukul 15.00 WIB pergi untuk menjemput anak korban, Zhopie (11) pulang sekolah,” kata Kabag Humas Polres Tangsel AKP Mansuri.

Sore hari, anak korban masih terlihat bermain sepeda di depan rumah. Kemudian pukul 17.00 WIB, Zhopie sempat mengetuk dan memanggil korban di dalam kamar, namun tidak ada jawaban sama sekali. Di jam yang sama, istri korban Reny Damayanti terlihat pulang kerja. Bersama Zhopie dan saksi lainnya, Reny berkali-kali memanggil korban yang masih di dalam kamar dengan keadaan pintu terkunci, namun lagi-lagi tidak ada jawaban.

“Kemudian, istrinya menyuruh saksi Suryati untuk melihat dari jendela. Ternyata saat terlihat, korban sudah dalam keadaan tergantung di dalam kamar mandi yang ada di kamar tersebut,” tutur Mansuri.

Pria berusia 48 tahun itu terlihat gantung diri dengan kain yang ada di dalam kamarnya. Mendapat kabar tersebut, istri korban meminta bantuan sekuriti setempat untuk mendobrak pintu kamar. Pukul 18.00 WIB, dengan dibantu sekuriti, kain yang menggantung leher korban langsung dipotong. Korban menggantung diri di atas plafon kamar mandi. Barulah pada pukul 18.30 WIB, oleh istri dan dua sekuriti korban dilarikan ke RS Primer Bintaro untuk mendapatkan pertolongan. Saat itu, korban dievakuasi mobil pribadi milik warga setempat. “Namun nyawa korban tidak tertolong dan meninggal dunia,” ujar Mansuri. (bud/bha)

Sumber: