Pesta Gay Digelar Tiap Weekend

Pesta Gay Digelar Tiap Weekend

JAKARTA-Polres Metro Jakarta Utara mengungkap praktik prostitusi kaum gay di tempat fitness Atlantis Jaya, Ruko Kokan Permata Blok B15-16 Kelapa Gading, RT 15, RW 03, Kelapa Gading Barat. Sepuluh orang sudah ditetapkan menjadi tersangka. Kasat Reskrim Polres Metro Jakut AKBP Nasriadi mengatakan, pihaknya sudah memantau aktivitas di ruko itu sejak dua pekan terakhir. Hal itu berdasarkan laporan warga yang merasa resah dengan perbuatan para kaum homoseksual tersebut. "Jadi itu (buka) setiap hari, tetapi yang ada event (pesta gay) Sabtu dan Minggu," kata Nasriadi di Polres Jakarta Utara, Koja, Jakarta, Senin (22/5). Dia menambahkan, tempat fitness itu telah beroperasi sejak tiga tahun yang lalu. Awalnya, kata dia, para gay itu hanya menggelar pesta tanpa busana. "Setelah setahun, para pelaku baru menggelar event skala luas kepada publik. Namun, mereka harus membayar sekitar Rp 180 ribu untuk sekali masuk. Bila bukan member nggak bisa masuk," sambung dia. Nasriadi mengatakan, setiap stripper diberi honor berbeda-beda. Mantan Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur itu menambahkan, penari junior mendapat honor sebesar Rp 700 ribu. Sedangkan penari senior mendapat bayaran Rp 1,2 juta. "Uang itu dibayarkan ke pengelola kepada stripper," tegas Nasriandi. Mabes Polri mengimbau kepada warganet untuk berhenti menyebarluaskan foto-foto para gay yang ditangkap dalam penggerebekan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (21/5) malam. Alasannya, penyebaran foto akan memunculkan bias yang bisa menimbulkan pemahaman salah terkait operasi penggerebekan itu. Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, foto dan informasi yang disebarluaskan melalui media sosial bukan berasal dari polisi. "Penyebaran informasi penangkapan itu bukan dari pihak kepolisian,” ujarnya, Senin (22/5). Menurutnya, Polri akan menyebarluaskan informasi secara resmi melalui konferensi pers. “Kepolisian akan infokan kepada masyarakat melalui konferensi pers. Jadi itu (foto yang beredar) bukan kepolisian," tegasnya. Martinus pun meminta warganet agar mendatangi Mabes Polri untuk meminta penjelasan terkait informasi yang beredar. Sebab, jika informasi salah disebarluaskan, maka akan menimbulkan persepsi yang salah terkait operasi penggerebekan tersebut. "Karena bisa saja informasi yang diperoleh itu sepihak. Jadi alangkah baiknya konfirmasi langsung ke kepolisian, kami akan menjelaskannya," tandas dia. Sebelumnya tersebar luas foto penggerebekan pada lokasi pesta seks di sebuah pusat kebugaran dan spa di kompleks ruko di Kelapa Gadung, Minggu (22/5). Ada 141 orang yang ditangkap dalam penggerebekan itu. Dalam foto-foto yang beredar, tangkapan hasil penggerebekan terlihat telanjang. Ada juga striptis pria yang ikut dibekuk dalam penggerebekan itu. Anggota Komisi III DPR Muslim Ayub geram dengan ulah ratusan kaum gay yang menggelar pesta seks bertajuk The Wild One, di kawasan Kelapa Gading, Minggu (21/5). "Ini perbuatan yang sudah keterlaluan ini. Ini kan pesta kaum-kaum gay, LGBT. Saya berharap mereka dihukum seberat-beratnya," ujar Muslim di kompleks Parlemen Jakarta, Senin (22/5). Tindakan tersebut menurut politikus asal Aceh ini bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara. Sehingga, perlaku seks seperti itu seharusnya tidak boleh dikasih ruang. Apalagi di negara mayoritas muslim. "Ini kan perbuatan telah mengkhianati Pancasila, kita kan negara Pancasila. Apalagi ini antara laki sama laki, sesama jenis. Ini perbuatan akan mencoreng nama Indonesia di mata internasional," tegas politikus PAN tersebut. Dia menambahkan, keberhasilan kepolisian mengungkap sindikat ini harus diapresiasi dan didukung. Bahkan, dia mendorong dalang di balik pesta itu juga dibongkar. "Saya yakin, pasti ini ada orang-orang tertentu, sindikatnya. Sindikatnya mungkin dari luar. Belum pernah kejadian ini sejak Indonesia merdeka. Saya minta mereka dihukum seberat-beratnya," pungkas Muslim.(jpnn)

Sumber: