Pelaku Teror Bakar Mobil Diduga Kelompok Terlatih, Polri Kirim Densus 88 ke Jateng

Pelaku Teror Bakar Mobil Diduga Kelompok Terlatih, Polri Kirim Densus 88 ke Jateng

JAKARTA--Markas Besar Polri akhirnya menerjunkan Tim Densus 88 dalam mengungkap dalang teror pembakaran puluhan kendaraan yang terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah. Sejak akhir Januari lalu, telah terjadi 26 kasus pembakaran kendaraan bermotor sayang pelakunya tak kunjung dapat terungkap. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengungkapkan, kasus teror ini dilakukan kelompok kecil yang sengaja menebar teror. Modusnya dilakukan secara acak. Para korban tidak memiliki masalah dan hubungan satu sama lain. Meski demikian, kami tidak bisa berasumsi sederhana seperti itu, perlu dilakukan penyelidikan di lokasi, terangnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/2). Selain melibatkan Tim Densus 88 Antiteror, Polri juga menerjunkan sejumlah personel dari Baintelkam, dan Bareskrim ke lapangan."Tim ini sudah bergerak kesana, untuk bergabung dengan Polda Jateng agar membantu pengungkapan kasus tersebut," katanya. Iqbal menambahkan tim juga akan mengintesifkan patrol di sejumlah wilayah rawan teror pembakaran kendaraan. "Jadi, untuk giat patroli itu akan lebih kita intensifkan di tiga wilayah antara lain, Semarang, Kendal, dan Grobogan," sambung jenderal bintang dua tersebut. Iqbal juga mengajak masyarakat, membantu polisi dengan menggiatkan siskamling. Karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi di wilayah lainya. "Kami imbau warga giatkan kembali siskamling di wilayahnya. Selain itu, kami sarankan masyarakat untuk menerapkan pola-pola pengamanan, seperti pemasangan cctv dan sistem satu pintu di pemukiman masing-masing," imbuhnya. Terpisah, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Syahar Diantono menyebut, tim mulai bekerja menyusuri sejumlah rekaman dan bukti aksi kelompok di situ dari keterangan saksi dan rekaman CCTV. " Dari sekian kasus, dugaannya dilakukan oleh kelompok yang sama. Karena tim melihat dari beberapa kejadian modus operandinya kan nggak jauh berbeda," jelas Syahar. Disinggung hubungan teror ini dengan perhelatan Pemilu 2019. Syahar mengakui, penyelidikan Polri belum mengarah ke sana. Meski tidak menutup kemungkinan bisa terjadi. "Ya dugaan juga mungkin ada kaitannya dengan itu (unsur politis), tapi yang jelas semuanya akan kita tindak lanjuti," tutur Syahar. Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menduga pelaku teror merupakan orang terlatih. Ganjar mengatakan motif kelompok ini belum diketahui serta sasaran acak dan tak terlacak. Terornya Random (acak-red), biasanya digunakan oleh orang terlatih melakukan itu (teror-red), tandasnya. Diketahui, dari 26 kasus pembakaran kendaraan, daerah yang paling banyak terjadi di Kota Semarang sebanyak 17 kasus. Disusul Kabupaten Kendal sebanyak delapan kasus dan satu kasus terjadi di Kabupaten Semarang. Aksi teror ini sempat membuat warga sekitar Semarang resah dan kembali menggiatkan ronda malam. Di tempat berbeda, Kriminolog Universitas Diponegoro Dr Nurochaeti menyebutkan, kelompok teror tersebut bukan orang sembarangan. Dia juga meyakini aksi itu tidak hanya dilakukan satu atau dua orang. Tapi, terorganisasi secara profesional dan melibatkan aktor intelektual. ”Sudah berapa lokasi dan korban yang ditimbulkan. Tidak mungkin hanya perorangan. Sebab, efeknya bisa dibilang masif,’’ katanya. Menurut perempuan yang akrab disapa Eti itu, pelaku tidak mendapat keuntungan sama sekali dari aksinya. Sebab, para korban tidak kehilangan barang. Mereka hanya mengalami kerugian akibat kendaraan terbakar. Dia menduga, ada kesepakatan tertentu antara pelaku dan aktor intelektual kelompok tersebut. Dosen spesialis kriminologi, penologi, dan viktimologi itu menjelaskan, sulit mencari bukti bahwa teror tersebut memiliki hubungan dengan unsur politik. Namun, dia yakin aksi-aksi itu sengaja dilakukan untuk memperkeruh suasana menjelang pemilu. Secara kuantitas, kata dia, teror tersebut menimbulkan gejolak di masyarakat. ’’Sasarannya bukan hanya pemilik kendaraan, melainkan juga meneror masyarakat yang lebih luas. Peran polisi sangat sentral untuk meredam situasi agar kembali kondusif,” ujarnya.(fin/jpnn)

Sumber: