Juventus vs AC Milan, Menjemput Mimpi Liga Champions
BUKAN hanya Vanessa Angel yang menjemput rezeki di awal tahun 2019. Cristiano Ronaldo pun juga bakal menjemput trofi pertamanya bersama Juventus ketika awal 2019. Ya, di ajang Supercoppa Italiana-lah Ronaldo berpeluang besar mengangkat trofi juara ke-26 di dalam karirnya. Syaratnya Ronaldo harus mampu membawa La Vecchia Signora mengalahkan AC Milan di King Abdullah Sports City, Jeddah, dini hari nanti WIB (Siaran Langsung TVRI pukul 00.30 WIB). "Kami akan mulai menikmati 2019 dari sini," tulis Ronaldo, dalam unggahan status akun Instagram-nya, @cristiano. Bukan hanya trofi pertama Ronaldo semenjak kedatangannya ke Vinovo di musim panas lalu. Koleksi trofi Supercoppa Italiana akan berasa istimewa untuk pemain bergaji paling mahal di Juve itu. Sebab, ini menjadi trofi juara yang dia persembahkan bagi empat klub dalam empat negara berbeda. Sebelumnya, Ronaldo sudah pernah merangkai sukses di Portugal, Inggris, dan Spanyol. Yaitu, ketika dia masih memperkuat Sporting CP, Manchester United, dan Real Madrid. Selama histori Juve, baru Dani Alves mantan pemainnya yang mampu meraih trofi dalam empat negara berbeda. Tapi, Alves meraihnya setelah pergi dari Turin. Selain itu, trofi Supercoppa Italiana bisa dia dapatkan dalam lima bulan pertamanya. Dia paling cepat mampu memberi trofi pertamanya pada 2003 silam. Pada saat itu, Ronaldo dengan satu golnya membantu United memenangi final Piala FA 2003. Dia harus menantikannya dalam waktu sembilan bulan. Bek tengah dan il capitano Juve, Giorgio Chiellini, mengklaim Ronaldo sebagai jaminan sukses timnya meraih trofi juara. Bukan hanya di Liga Champions, melainkan juga dalam trofi-trofi domestik seperti Supercoppa Italiana, atau bahkan Serie A dan Coppa Italia. "Ini (kampiun Supercoppa Italiana) akan jadi mimpi pertama sebelum kami bermimpi juara Liga Champions," tutur Chiellini, kepada BBC Sport. Karena meski sebagai penguasa Serie A, Juve bukan klub yang selalu memenangi ajang-ajang Supercoppa Italiana. Faktanya dua edisi sebelumnya klub peraih 34 scudetto tersebut jadi pecundang. Termasuk saat dibekuk Rossoneri melalui drama adu penalti pada edisi 2016 silam. Ingat di mana ajang itu digelar? Ya, itu berlangsung di Jassim bin Hamad Stadium, Doha, Qatar, sesama negara Asia seperti Arab Saudi. Apalagi musim ini Ronaldo sudah jadi momok Alessio Romagnoli dkk. Saat giornata 12 Serie A 11 Nopember lalu, Milan menelan kekalahan dua gol tanpa balas di kandangnya sendiri -Stadio San Siro, Milan- dan Ronaldo menyumbang satu gol di antaranya. "Setelah mengarungi awal-awal musim yang fantastis, ini periode terpenting kami," tambah Chiello -panggilan akrab Chiellini. Ronaldo pun harusnya terpacu dengan tantangan dari Zlatan Ibrahimovic. Mantan striker Juve ketika musim 2004—2006 itu sempat mencibir keputusan kapten timnas Portugal tersebut terkait dengan keputusannya hengkang dari Real ke Juve. Ibra mengklaim alasan Ronaldo yang mencari tantangan dengan hijrah ke Italia itu mengada-ada. "Dia menyebut dengan pindah ke klub yang memang dasarnya sudah kuat dan klub juara bertahan Serie A sebagai tantangan. Bergabung dengan Juve itu bukan tantangan," sindirnya. Di dalam ejekannya, pemain dengan koleksi trofi terbanyak di dunia itu juga menyebut tantangan sebenarnya adalah jika terjadi 12 musim lalu. "Jika mau disebut sebagai tantangan, ya kalau dia bergabung dengan Juve saat main di Serie B, lalu memenanginya dan kembali ke Serie A," kata Ibra kepada VoetbalNiews. Ibra mungkin masih patah hati setelah keberhasilannya dengan Juve pada Serie A 2004-2005 dicabut karena kasus Calciopolli. Ibra pergi saat Juve mendapat sanksi degradasi ke Serie B musim panas 2006. (jpg/apw)
Sumber: