SMPN 2 Rajeg Jadikan Siswa Satgas Anti Bullying
CEGAH BULLYING: SMPN 2 Rajeg mengajak seluruh siswa untuk mencegah adanya bullying di sekolah agar tidak ada korban bullying.(Randy/Tangerang Ekspres)--
TANGERANGEKSPRES.ID, RAJEG — SMPN 2 Rajeg, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang terus melakukan imbauan terkait bullying kepada siswa. Hal tersebut agar siswa terus mengingat bahaya bullying.
Pihak sekolah juga akan membentuk tim anti bullying untuk melaksanakan pengawasan di lingkungan siswa. Ini agar tidak ada bullying. Selain itu, bullying jangan dianggap remeh dalam lingkungan sekolah. Ini karena dampak bullying sangat membahayakan mental siswa.
Kepala SMPN 2 Rajeg Timing Merawati mengatakan, bullying jangan dianggap remeh. Ini karena dampak bullying bisa membuat korban sakit secara psikologis dan juga merusak mentalnya. dampak lain, korban juga bisa melakukan hal yang tidak wajar seperti bunuh diri, melakukan pengancaman, dan depresi.
”Bullying di sekolah adalah prilaku yang tidak dibenarkan. Sekolah bukan tempat untuk melakukan aksi bullying. Maka dari itu, tindakan bullying tidak di bela dan bisa membahayakan kesehatan psikologis dan mental siswa,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres di ruang kelas, Senin (1/12)
Timing menambahkan, pihaknya akan membentuk tim khusus anti bullying di kalangan siswa. Hal tersebut agar bisa dicegah dan juga bisa menghalau adanya bullying. Dan pelaku bullying bisa di ketahui, yang selanjutnya bisa dilakukan tindakan agar tidak ada bullying.
”Kami akan buat tim, nantinya tim tersebut akan bisa mencegah adanya bullying. Selain itu, tim khusus anti bullying juga bisa melakukan perlindungan terhadap para korban dan juga bisa menengahi permasalahan yang ada,” paparnya.
Ia menjelaskan, sejauh ini pihak sekolah juga sudah melakukan koordinasi dengan orang tua. Sekolah meminta orang tua bekerjasama untuk melakukan pemantauan terhadap anaknya saat berada di rumah. Hal tersebut agar bisa mengotrol dan juga bisa tahu kegiatan mereka saat di rumah.
”Orang tua telah berkoordinasi dengan sekolah, bahkan sudah melakukan sosialisasi agar terus melakukan pemantauan terhadap pergaulan siswa di rumah. Ini karena jika pergaulan di luar sekolah, pihak sekolah tidak bisa melakukan pemantauan maka itu pihak sekolah meminta bantuan orangtua,”tutupnya.(ran)
Sumber:


