BJB NOVEMBER 2025

Di Tengah Cuaca Ektrem Jelang Nataru, Pemerintah Diminta Bantu Gencar Promosikan Wisata

Di Tengah Cuaca Ektrem Jelang Nataru, Pemerintah Diminta Bantu Gencar Promosikan Wisata

SUASANA PANTAI: Suasana pantai Sambolo Dua Anyer terlihat banyak wisatawan berenang, namun tidak ramai hanya beberapa saja yang datang, Minggu (14/12).(Agung Gumelar/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Cuaca ekstrem, yang melanda wilayah pantai Anyer dan Cinangka sejak beberapa hari lalu seakan tidak meridhoi wisatawan berkunjung, yang berimbas terhadap sektor pariwisata pantai.

Seperti yang terjadi hari ini Minggu 14 Desember 2025, hujan deras disertai angin kencang hingga gelombang laut tinggi, membuat pesisir pantai Anyer Cinangka terlihat mencekam.

Seperti di Pantai Sambolo Dua Anyer, sejak siang hingga sore hari tidak banyak wisatawan yang berkunjung, meski terlihat satu dan dua kendaraan bus besar berlabuh namun pantai tampak masih lengang. 

Meski kini, belum memasuki libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), namun cuaca ekstrem ini dikhawatirkan dapat terus berlanjut hingga awal Januari 2026 mendatang.

Apabila terus berkelanjutan, tentunya akan meninggalkan kesulitan ekonomi bagi pengelola dan pedagang pantai di kawasan wisata pantai Anyer dan Cinangka.

Sebagaimana pengakuan dari Juhedi salah satu pengelola Pantai Sambolo Dua Anyer mengaku, seharusnya di Minggu pertama jelang libur panjang Nataru, wisata pantai ramai dikunjungi wisatawan.

Namun kenyataannya, tidak banyak wisatawan yang datang kemungkinan disebabkan adanya cuaca ekstrem, hingga pemberitaan seputar kondisi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang kini statusnya waspada.

”Biasanya di Minggu sekarang ini sudah mulai wisatawan berdatangan, tapi dari pagi sampai sore pun hanya beberapa saja yang masuk kesini tidak banyak. Mungkin karena cuaca, dan adanya berita-berita seputar gunung krakatau jadinya pada takut ke pantai,” katanya saat ditemui di lokasi pantai, Minggu (14/12).

Penurunan jumlah wisatawan jelang libur panjang Nataru ini, kata Juhedi, mulai dirasakan setelah peristiwa Tsunami dan Covid-19 tidak lagi adanya cerita pantai Anyer Cinangka membludak seperti sebelumnya.

Karena, sebelum adanya peristiwa Tsunami dan Covid-19 itu, kawasan pantai Anyer Cinangka selalu membludak dipadati wisatawan sebelum libur Nataru maupun saat libur tiba.

”Pokoknya setelah ada peristiwa itu, kondisi pantai Anyer Cinangka berubah total, meskipun ramai tapi masih ada renggang. Beda sebelum ada peristiwa tersebut, menjelang libur Nataru pasti padet banget, apalagi saat liburnya tiba biasanya kami membludak,” ujarnya.

Juhedi hanya bisa pasrah, atas beberapa penyebab sepinya kunjungan wisatawan ke pantai Anyer Cinangka, dan diharapkan ketika libur Nataru datang kondisi pantai bisa ramai dikunjungi wisatawan bahkan sampai membludak.

”Kita pasrah saja, mungkin jelang libur Nataru belum pada mau berlibur, semoga saja saat libur tiba bisa ramai,” ucapnya.

Ada berbagai macam fasilitas yang disediakan di pantai Sambolo Dua Anyer, kata Juhedi, terdapat saung untuk bersantai wisatawan, wahana permainan seperti banana boat, motor ATV, ban berenang, papan seluncur, dan lainnya.

Sumber: