grup disway
BJB NOVEMBER 2025

Dari Tempat Sederhana, Lahir Wong Kota Serang yang Mendunia, Perjuangan Rizki Juniansyah Menjelang SEA Games

Dari Tempat Sederhana, Lahir Wong Kota Serang yang Mendunia, Perjuangan Rizki Juniansyah Menjelang SEA Games

LATIHAN: Rizki Juniansyah atlet angkat besi asal Kota Serang, saat latihan di Sasana sederhana bernama Bulldog Gym Banten, Kota Serang, Kamis (4/12).(Aldi Alpian Indra/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Di sebuah sudut Kota Serang, jauh dari hiruk pikuk stadion megah dan fasilitas olahraga bertaraf internasional, terdapat sebuah ruang latihan yang sederhana namun penuh semangat. Sasana Angkat Besi dan Kebugaran Bulldog Gym Banten. Di tempat itulah, peluh dan mimpi bertemu setiap hari. Di lantai yang tak pernah benar-benar kering dari keringat itu, nama Indonesia berkali-kali terangkat ke panggung dunia. Dan salah satu pemiliknya adalah pemuda yang lahir dari tanah Kota Serang sendiri, Rizki Juniansyah.

Rizki, yang kini dikenal sebagai lifter kelas dunia, tak pernah jauh dari tempat di mana semuanya dimulai. Di sasana dengan barbel yang telah berulang kali menempa otot dan tekadnya, ia kembali mempersiapkan diri untuk tantangan besar berikutnya, SEA Games Asian di Thailand.

Sore itu, Rizki mengenakan kaus latihan berwarna gelap. Tidak glamor, tidak dibuat-buat. Hanya seorang anak Serang yang sedang memelihara mimpinya tetap hidup.“Alhamdulillah persiapan cukup bagus. Power masih terjaga, stamina aman. Tinggal menjaga kondisi sampai hari pertandingan,” ujarnya.

Di usia muda, Rizki telah naik podium dunia. Medali emas Olimpiade Paris 2024, rekor dunia, hingga emas Kejuaraan Dunia, semuanya ia raih bukan dari fasilitas super mewah, tetapi dari kerja keras yang ditanamkan sejak kecil. Dari tempat seperti Bulldog Gym Banten yang mungkin bagi sebagian orang hanya terlihat seperti gudang biasa.

Tetapi justru di situlah keajaiban itu tumbuh. Barbel-barbel di ruangan itu menjadi saksi bagaimana seorang anak Serang menjelma menjadi juara dunia. Kini, menjelang keberangkatannya pada 10 Desember, Rizki kembali menjalani proses yang sama, latihan terukur, pola makan ketat, dan istirahat terjaga. 

“Yang penting performa tetap terjaga, kondisi bagus, pola makan bagus, istirahat cukup. Target? Insyaallah yang terbaik. Tidak mau takabur. Tampil maksimal saja,” katanya merendah.

SEA Games kali ini sedikit berbeda. Rizki naik kelas ke 79 kg dari sebelumnya 73 kg. Artinya ia harus menambah massa tubuh, memperkuat otot, dan tetap menjaga kelincahan teknik. Naik kelas dalam angkat besi bukan sekadar menambah berat badan. Ini soal membentuk ulang tubuh tanpa merusak ritme. Ia harus makan lebih teratur, menambah porsi nutrisi tertentu, dan diam-diam memperkuat stamina lewat jam-jam latihan yang tak pernah ia keluhkan.“Pagi, siang, malam harus tepat waktunya. Latihan juga ditambah porsi. Yang penting sekarang banyak istirahat,” katanya.

Di fase akhir ini, Rizki masuk tahap tapering, menurunkan intensitas agar tubuh mencapai kondisi puncak saat meja juri menatapnya. Setiap angkatan sekarang adalah angkatan yang dihitung, bukan lagi dipaksakan.Jika orang lain melihat Rizki sebagai juara dunia, warga Kota Serang melihatnya sebagai wong kite, anak daerah yang membawa nama kampung halaman jauh melampaui batas negara. 

Di Bulldog Gym Banten, setiap dentuman barbel yang jatuh seolah menggetarkan ruangan. Suara yang dulu hanya memekakkan telinga, kini terdengar seperti dentuman harapan.

Di antara sorot mata rekan-rekannya, Rizki tak pernah merasa lebih besar dari tempat ia tumbuh. Tidak ada jarak antara seorang juara dunia dan rumahnya di Serang. Ia tetap pulang ke sasana yang sama. Tetap menyapa semua orang dengan hangat yang sama.

Bagi kota ini, Rizki bukan sekadar atlet. Ia adalah bukti bahwa mimpi tidak mengenal batas geografi, apalagi fasilitas. Ia membuktikan bahwa anak dari sudut kota manapun bisa berdiri paling tinggi di panggung dunia.

Sebentar lagi, Rizki akan berdiri di panggung SEA Games. Lampu sorot, bendera negara, tatapan lawan, semuanya menunggu. Tetapi di balik semua itu, ada satu hal yang selalu ia bawa.“Insyaallah saya akan memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Semoga bisa mengulang prestasi seperti SEA Games sebelumnya,” ucapnya menutup sesi latihan sore itu.

Ia kemudian kembali ke barbelnya. Mengangkat beban yang mungkin terlihat berat bagi orang lain, tetapi terasa ringan ketika dilakukan dengan hati.Karena bagi Rizki Juniansyah, ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah perjalanan seorang Atlet Wong Kota Serang yang Mendunia.(ald)

Sumber: