Anggaran Seragam Gratis Dipangkas Drastis
MEMBERI KETERANGAN: Wali Kota Serang Budi Rustandi saat memberikan keterangan mengenai seragam gratis di puspemkot Serang Senin (3/11).(Aldi Alpian Indra/Tangerang Ekspres)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Pemerintah Kota Serang memastikan program seragam gratis bagi siswa baru sekolah negeri tetap berjalan pada tahun 2026. Namun, berbeda dengan rencana sebelumnya, alokasi anggaran program ini mengalami pemangkasan besar-besaran. Dari semula direncanakan sebesar Rp16 miliar, kini hanya tersisa Rp3,6 miliar setelah melalui tahap efisiensi dan penyesuaian pagu anggaran.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Ahmad Nuri, menjelaskan bahwa dari total Rp3,6 miliar tersebut, sebanyak Rp2,2 miliar dialokasikan untuk siswa sekolah dasar (SD) dan Rp1,4 miliar untuk siswa sekolah menengah pertama (SMP). “Seragam gratis yang sebelumnya direncanakan sebesar Rp16 miliar kini mengalami penyesuaian menjadi Rp3,6 miliar. Jadi, anggaran ini memang jauh lebih kecil dibanding rencana awal,” ujarnya, Senin (3/11).
Ia mengatakan, program seragam gratis tahun depan hanya mencakup seragam wajib, tanpa tambahan seperti seragam olahraga, batik, maupun pramuka. “Untuk tahun 2026 hanya diberikan seragam wajib saja. Siswa SD mendapatkan seragam merah putih, sedangkan SMP seragam putih biru. Jadi tidak seperti sebelumnya yang empat stel,” kata Ahmad Nuri.
Meski anggaran berkurang drastis, ia memastikan program tetap menyasar seluruh siswa baru di sekolah negeri. Artinya, seluruh siswa kelas 1 SD dan kelas 7 SMP negeri akan mendapatkan bantuan seragam tersebut. “Penerimaannya akan disesuaikan dengan data Dapodik tahun ajaran 2026. Jadi, seluruh siswa baru sekolah negeri akan tercover,” ujarnya.
Ahmad Nuri juga menjelaskan, perbedaan angka antara pernyataan awal Wali Kota yang sempat menyebut Rp16 miliar dengan angka akhir Rp3,6 miliar disebabkan proses revisi anggaran. “Memang pada awalnya sempat muncul angka Rp13 miliar, kemudian Rp16 miliar. Tapi setelah ada penyesuaian dalam KUA-PPAS 2026, akhirnya disepakati hanya Rp3,6 miliar. Ini hasil dari revisi resmi,” katanya.
Menurutnya, penurunan anggaran tidak terlepas dari berkurangnya Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima daerah serta efisiensi belanja yang dilakukan pemerintah. “Salah satu pos yang dikurangi memang program seragam gratis ini. Jadi bukan dihapus, hanya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah,” jelasnya.
Untuk pelaksanaannya, Dindikbud berencana menggunakan sistem e-katalog guna menjamin transparansi dan efisiensi dalam proses pengadaan. Proses pemilihan penyedia, kata Ahmad, akan mempertimbangkan kualitas bahan, hasil uji laboratorium, serta harga pasar di wilayah sekitar Kota Serang. “Karena anggarannya tidak besar, proses pengadaan juga akan lebih sederhana dibanding sebelumnya,” ucapnya.
Adapun waktu pelaksanaan program dijadwalkan pada awal tahun ajaran baru 2026. “Begitu data Dapodik final keluar, sekitar bulan Mei, pengadaan bisa langsung dimulai agar seragam bisa dibagikan sebelum tahun ajaran baru,” jelasnya.
Untuk mekanisme penyalurannya, Dindikbud akan menyalurkan langsung seragam ke sekolah-sekolah tanpa perantara pihak ketiga. “Kami akan langsung distribusikan ke sekolah negeri. Dengan begitu, prosesnya bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” katanya menegaskan.
Jumlah penerima diperkirakan mencapai ribuan siswa dari total 221 sekolah dasar negeri dan 29 sekolah menengah pertama negeri di Kota Serang. Semua siswa baru akan mendapatkan seragam tanpa kriteria khusus.
Sementara itu, Wali Kota Serang, Budi Rustandi, menegaskan bahwa meski terjadi pemangkasan anggaran, program tetap menjadi bukti komitmen pemerintah terhadap dunia pendidikan. “Program seragam gratis ini diberikan satu siswa satu seragam. Ini sebagai bentuk komitmen saya meskipun ada pemotongan anggaran. Pemerintah tetap berupaya agar program ini berjalan,” ujarnya.
Menurut Budi, keputusan mempertahankan program ini di tengah keterbatasan keuangan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat. “Awalnya dianggarkan sebesar Rp16 miliar. Namun karena efisiensi, kini hanya Rp3,6 miliar. Meskipun kecil, setidaknya masih ada bantuan untuk meringankan beban orang tua,” kata Budi.
Ia pun tak menutup kemungkinan akan menambah jumlah bantuan seragam di tahun-tahun berikutnya. “Insyaallah, kalau kondisi anggaran sudah normal kembali, tahun depan bisa kita tambah lagi jumlah seragamnya. Tahun ini memang kita fokus pada pemerataan agar semua siswa tetap mendapatkan bagian,” ungkapnya.
Budi menilai program seragam gratis masih menjadi salah satu bentuk perhatian sosial yang paling dirasakan masyarakat, terutama bagi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. “Saya berharap meskipun hanya satu seragam, ini tetap bermanfaat bagi anak-anak sekolah kita,” katanya.(ald)
Sumber:

