Maraknya konten negatif seperti pornografi dan kekerasan sangat mengkhawatirkan bagi tumbuh kembang anak. Maka pola asuh dari orang tua sangat memegang kendali terhadap pergaulan anak. Keluarga juga menjadi tameng pelindung pertama untuk buah hati dari kontaminasi materi dewasa.
Menurut Pelaksana Tugas (PLT) Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lies Rosdianty, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh oleh orang tua untuk menghindarkan buah hatinya dari konten negatif.
Seperti hal kecil dengan menempatkan komputer atau laptop di ruang keluarga atau tempat terbuka lain, itu sudah membantu mencegah anak untuk mengakses situs dewasa. Selain itu pengawasan penggunaan gadget juga sangat dibutuhkan.
"Misalkan dengan mengeluarkan komputer di dalam kamar si anak tapi di ruang keluarga," ungkap Lies di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).
Selain itu, media seperti televisi, cetak maupun elektronik juga turut berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh sebab itu segala jenis tayangan maupun konten di dalam media yang diberikan kepada anak harus dipilih secara teliti oleh orang tua, agar buah hati menerima tayangan sesuai dengan umurnya.
"Semua media TV, cetak maupun elektronik berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak," imbuhnya.
Disamping mengharap keterlibatan pihak keluarga, Kementerian juga rutin melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), untuk terus melakukan pengawasan terhadap segala konten yang tersebar di media.
"itulah sebabnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berkomunikasi dengan stakeholder terkait untuk mengantisipasi masalah tersebut, misalkan dengan KPI, kominfo dan sebagainya," pungkas Lies.(sat/JPC)