Pemkot Tangsel Siapkan Dana Rp10 Miliar untuk Bencana

Minggu 21-12-2025,22:02 WIB
Reporter : Tri Budi Sulaksono
Editor : Endang Sahroni

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Pemkot Tangsel tahun ini menyiapkan ang­garan belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp10 miliar. BTT tersebut disiapkan untuk penanggulangan bencana yang setiap saat bisa terjadi di kota termuda di Provinsi Banten ini.

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan, peng­gunaan BTT hanya dapat dilakukan apabila suatu keja­dian telah ditetapkan sebagai bencana melalui Surat Kepu­tusan (SK) Wali Kota. 

”Kalau sudah ada SK baru bisa di­gunakan BTT ini,” ujar­nya, Jumat, 19 Desember 2025.

Pilar menambahkan, BTT sudah pernah dipakai di Kota Tangsel namun, dirinya tidak mengetahui pasti digunakan untuk apa. Jenis bencana yang dapat menggunakan BTT me­­liputi bencana alam, ben­cana lingkungan, maupun ke­jadian luar biasa lainnya.

”Tapi, tanpa adanya pene­tapan status bencana oleh Wali Kota, maka anggaran BTT tidak dapat dicairkan. Terkait rencana penggunaan BTT untuk membantu kebu­tuhan tertentu, hal tersebut tidak dapat dilakukan apabila tidak ditetapkan sebagai kon­disi bencana,” tambahnya.

Menurutnya, sejauh ini BTT memang pernah digunakan untuk penanganan keben­canaan, termasuk kejadian di wilayah Kota Tangsel. Na­mun, penggunaannya selalu berbasis penetapan status bencana.

Apabila sampai akhir tahun anggaran BTT tidak digunakan atau masih terdapat sisa, maka anggaran tersebut akan masuk sebagai Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) dan dapat dimanfaatkan kembali pada tahun anggaran berikutnya. 

”Setiap tahun, BTT umumnya te­tap dialokasikan meskipun besarannya dapat berubah-ubah sesuai kebijakan dan kebutuhan,” jelasnya.

Untuk pengelolaan dan ad­ministrasi BTT, penanggung jawabnya berada di Badan Keuangan Daerah (BKAD). ”BTT ini bisa digunakan dan pengampuhnya bisa oleh BP­BD, Cipta Karya maupun Bina Marga,” tuturnya.

”Tapi, Pak Wali Kota kalau jadi dan aturannya bisa, BTT ini akan digunakan untuk ban­tu bencana di Aceh, sekitar Rp1 miliar,” tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) Kota Tang­sel Essa Nugraha menga­takan, di wilayahnya setidak­nya ada 49 titik yang masuk wilayah rawan banjir. Jumlah tersebut tersebar di 7 Keca­matan se-Kota Tangsel. Sedang wilayah rawna banjir ada 10 titik.

”Jumlah itu berdasarkan ha­sil monitoring dan evaluasi BPBD berdasarkan kejadian banjir pada tahun lalu,” ujar­nya.

Essa menambahkan, dari 49 titik rawan banjir tersebut ada beberapa titik yang bila hujan deras akan terjadi gena­ngan terparah. Yakni, Peru­mahan Pondok Maraharta, Perumahan Taman Mangu dan Kampung Bulak di Keca­matan Pondok Aren, Bukit Pamulang Indah (BPI) dan Reni Jaya di Kecamatan Pa­mulang.

Rata-rata genangan air akan surut dalam waktu tidak lama atau beberapa jam saja namun, ada juga titik banjir yang airnya akan surut dalam waktu 24 jam. Kalau potensi longsor rata-rata berada di Kecamatan Setu,” tambahnya.

Menurutnya, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan ter­utama yang sering terdampak banjir. Termasuk BPBD me­laksanakan pelatihan penye­lamatan di air, memetakan lokasi-lokasi banjir.

Kategori :