TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Tangsel telah melakukan program inkubator UMKM. Program tersebut diberikan gratis untuk para UMKM yang ada di 7 kecamatan.
Program inkubator tersebut dimulai sejak Maret 2026 hingga saat dan ada 26 tenant UMKM yang mengikuti. Awalnya ada 98 tenant UMKM yang mengikuti dan setelah melalui proses kurasi yang ketat dan bekerja sama dengan para mentor profesional terpilih 26 tenant.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel Bachtiar Priyambodo mengatakan, pihaknya telah melakukan inkubasi untuk UMKM di Kota Tangsel yang dimulai sejak Maret 2025.
“Penutupan inkubasi bisnis ini merupakan penutupan dari seluruh rangkaian pelatihan, pendampingan, coaching, dan mentoring yang telah kami lakukan selama 6 bulan terakhir,”
“Program inkubasi bisnis ini dimulai sejak bulan Maret 2025,” ujarnya di Gedung Galeri dan UMKM Tangsel di kawasan Serpong, Selasa, 16 Desember 2025.
Bachtiar menambahkan, dasar hukum pelaksanaan program inkubasi bisnis UMKM merupakan amanat dari PP Nomor 7 Tahun 2021, yang mewajibkan setiap daerah melaksanakan program inkubasi bisnis, dengan ketentuan minimal 20 tenant untuk tingkat kota atau kabupaten.
Turunannya juga diatur dalam ketentuan mengenai NPSK dan lembaga inkubator, serta diperkuat dengan Perda Kota Tangsel Nomor 4 Tahun 2022, yang secara spesifik memuat program inkubasi bisnis.
“Pada tahap awal, pendaftaran dilakukan secara daring dan diikuti oleh 98 tenant UMKM. Setelah melalui proses kurasi yang ketat dan bekerja sama dengan para mentor profesional, terpilih 26 tenant untuk mengikuti program inkubasi. Jumlah tersebut sudah melampaui ketentuan minimal yang diwajibkan regulasi,” tambahnya.
Menurutnya, program ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu pra-inkubasi, meliputi kurasi dan seleksi tenant. Tahap inkubasi, berupa bootcamp, pelatihan, pendampingan, coaching dan mentoring. Pasca inkubasi, dimana selama dua bulan ke depan perkembangan tenant tetap kami pantau.
“Setiap program inkubasi bisnis pada akhirnya bermuara pada business matching. Hari ini kita menyaksikan secara langsung penandatanganan kerja sama antara tenant binaan dengan mitra pemasaran maupun pembiayaan,” jelasnya.
Menurutnya, materi inkubasi sangat komprehensif, mulai dari peningkatan kapasitas bisnis, manajemen usaha, pemasaran, pembiayaan, hingga kesiapan menghadapi pasar. Sebelum pelaksanaan, kami juga menggelar FGD dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan tantangan riil di lapangan.”
”Program inkubasi ini bukan sekadar pelatihan biasa yang sifatnya sederhana, datang ikut selesai. Sejak awal, kami rancang dengan pendekatan yang serius dan terukur. Bahkan dari sisi pesertanya pun sudah melalui proses kurasi yang ketat,” tuturnya.
Menurutnya, pihaknya telah menentukan terlebih dahulu tema besar inkubasi. Kemudian peserta dikurasi bersama para mentor dengan melibatkan berbagai institusi, seperti BINUS University, ITI, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), serta perwakilan instansi terkait lainnya. Jadi tenant yang masuk memang sudah sesuai dengan kebutuhan dan arah pengembangan program.
“Setelah proses kurasi, barulah peserta mengikuti rangkaian program inkubasi, yang meliputi bootcamp, pendampingan usaha, coaching dan mentoring. Dan ujung dari seluruh proses tersebut adalah business matching,” ungkapnya.
“Tidak berhenti di situ, setelah inkubasi selesai, pada tahap pasca-inkubasi selama dua tahun, kami tetap melakukan pemantauan terhadap perkembangan bisnis para tenant. Inilah yang kami maksud sebagai bentuk percepatan agar UMKM bisa naik kelas. Karena berdasarkan pengalaman kami, dua kendala utama UMKM itu ada pada pemasaran dan pembiayaan. Maka dua aspek itulah yang kami perkuat,” ungkapnya.