Peringatan hari Imibu merupakan bentuk penghargaan dan apresiasi kita kepada perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa," ujarnya.
Chaerudin menambahkan, sejak kongres perempuan pertama pada 1928 yang menjadi tonggak perjuangan perempuan Indonesia. Upaya memajukan perempuan diekspresikan dengan memperjuangkan kesetaraan gender untuk membuka akses yang lebih luas bagi banyak perempuan agar mengeluarkan potensi terbaik mereka, berkontribusi secara bermakna dalam pembangunan serta mendukung keutuhan dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi juga agen perubahan yang aktif. "Perempuan Indonesia khususnya Kota Tangsel sudah menjadi penggerak dalam mendorong inovasi, keadilan, sosial, keIndonesiaan, keberagaman dan kesetaraan gender," tambahnya.
Perempuan harus terus menjadi perempuan-perempuan tangguh dan berdaya yang mampu mewarnai segala proses memajukan Kota Tangsel dan mewujudkan kesejahteraan.
Meskipun begitu, tetap perlu diakui kerentanan perempuan dari beragam tindak perilaku salah di masyarakat mulai dari stigma negatif, beban ganda, hingga korban kekerasan masih mewarnai perjuangan perempuan untuk menjadi perempuan mandiri, tangguh dan berdaya.
"Oleh karenanya catatan-catatan emas tentang rekam jejak perempuan Indonesia dalam membangun kepekaan sosial dan kegotongroyongan perlu semakin digelorakan dan terus digaungkan," jelasnya.
Perempuan yang ikut terlibat aktif dalam pembangunan dan pergerakan adalah inspirasi bagi kita semua, contohnya TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan, Gabungan Organisasi Wanita dan lainnya yang telah mampu berperan mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Ikut mencipta, membentuk sejarah kearah yang lebih bertata nilai, berkeadilan, humanis dalam tatanan politik, ekonomi, sosial budaya bahkan teknologi.
"Melalui peringatan hari ibu ke-96 Tahun 2024 ini saya mengajak perempuan-perempuan Kota Tangsel untuk terus melangkah dengan semangat perjuangan para pendahulu kita," ungkapnya.