TANGERANGEKSPRES.ID - Penanganan isu stunting, kemiskinan ekstrem dan inflasi membutuhkan upaya yang kontinyu, terpadu, efektif dan efisien. Hal tersebut dikatakan Plt kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Lebak Abdul Rohim dalam acara Gebyar KLASIK yang digelar di 5 Kecamatan, Sabtu (25/5/2024).
Menurut Abdul Rohim, Gebyar KLASIK ini merupakan salah satu bentuk inovasi Pemkab Lebak untuk membangun sinergi dan gotong royong seluruh perangkat daerah Kabupaten Lebak, Pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan tak kalah pentingnya mitra non pemerintah.
"Acara ini dapat dilihat sebagai upaya untuk membuat program dan kegiatan yang dilakukan seluruh elemen dapat membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat, utamanya terkait isu stunting, kemiskinan ekstrem dan inflasi. Meskipun Kabupaten Lebak dalam ketiga isu tersebut telah mencatatkan peningkatan kinerja, namun upaya upaya optimalisasi tetap wajib dilakukan," kata Abdul Rohim yang juga menjabat kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebak.
Pada isu inflasi misalnya, lanjut dia, telah terjadi penurunan tingkat inflasi dari 4,14 di Bulan Januari menjadi 3,06 di bulan April. Begitu juga dengan prevalensi stunting yang menurut data e-PPGBM telah mencapai 3,44 pada bulan April. Angka ini mengalami penurunan dari bulan januari sebesar 3,69 %. Hal yang sama juga terjadi pada penanganan kemiskinan ekstrem dimana terdapat pengurangan jumlah KK yang masuk dalam kategori miskin ekstrem dari 6043 KK di bulan Februari 2024 menjadi 5698 KK di bulan Mei 2024.
Pemkab Lebak tentunya belum bisa berpuas diri dengan capaian capaian tersebut. Perlu upaya percepatan, kolaborasi dan inovasi untuk lebih mengoptimalkan capaian capaian tersebut. Melalui Gebyar KLASIK ini perangkat daerah Kab Lebak bahu membahu melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya dengan tujuan yang sama, yakni mengendalikan inflasi, menurunkan prevalensi stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
"Iya Kita Disketapang pada gebyar kLASIK inj ditugaskan di Kecamatan Cijaku dan kita juga gelar gerakan pangan murah (GPM)," ujar dia.
Terkait penanganan stunting, terdapat 18 perangkat daerah yang secara Bersama sama melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitive. Begitu juga dengan penghapusan kemiskinan ekstrem yang juga melibatkan 18 perangkat daerah dengan fokus pada pengurangan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan dan pengurangan kantong kantong kemiskinan.
Hal yang sama juga terjadi pada pengendalian inflasi yang dimotori oleh TPID dengan fokus pada menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan meningkatkan komunikasi efektif.