Warga Muncul Tolak Penutupan Jalan Puspiptek oleh BRIN

Kamis 18-04-2024,12:42 WIB
Reporter : Tri Budi
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.ID - Masyarakat Kelurahan Muncul dan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangsel menolak penutupan Jalan Puspiptek oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

 

Penutupan jalan tersebut tepatnya dari depan gerbang rumah dinas Puspiptek sampai perbatasan Kota Tangsel dengan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

 

Informasi yang Tangerang Ekspres peroleh, penutupan Jalan Puspiptek tersebut dilakukan sebagi bentuk pengamanan kawasan BRIN. Salah satu pengamanan yang dilakukan oleh BRIN adalah dengan melarang kendaraan umum melintas di kawasan Puspiptek atau Jalan Puspiktek.

 

Sebelum nantinya Jalan Puspiptek ditutup, pihak BRIN juga sudah membangun jalan baru yang lokasinya di sebelah kiri atau sisi timur dari kawasan BRIN. Jalan tersebut sudah jadi dan telah digunakan sejak sekitar 6 bulan lalu.

 

Pihak BRIN juga melarang truk atau kendaraan berukuran besar melintas di Jalan Puspiptek (depan BRIN) dan harus menggunakan jalan baru tersebut. Namum, kendaraan berukuran kecil saat ini masih diperbolehkan melintas di Jalan Puspiptek tersebut.

 

Pada Kamis (18/4/2024) warga sekitar melakukan demo di dekat gerbang rumah dinas Puspiptek untuk menolak penutupan Jalan Puspiptek yang merupakan jalan provinsi tersebut. Warga menolak penutupan akses jalan tersebut lantaran dinilai merugikan mereka.

 

Pemilik Bengkel Sepeda Motor yang berada di Jalan Puspiptek, Haji Mangkur mengatakan, dirinya bersama warga lainnya menolak penutupan akses Jalan Puspiptek tersebut.

 

"Kami menolak penutupan akses Jalan Puspiptek yang menghubungkan Tangsel dari perempatan Muncul menuju Gunung Sindur Bogor," ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.ID, Kamis (17/2/2024).

 

Mangkur menambahkan, bengkel miliknya sudah berdiri sejak 1990. Jarak dari gerbang Perubahan Puspiptek sampai perbatasan Kota Tangsel dengan Bogor sekitar 3 kilometer. Bila ditambah sampai Gang Gopek (jalan baru) jaraknya sekitar 5 kilometer.

 

"Yang ditakutkan warga dengan penutupan akses ini adalah ekonomi mati. Tidak ada kendaraan yang lewat, bengkel sepi, rumah makan karena tidak ada yang makan. Jadi banyak yang dirugikan," ujarnya.

 

Menurutnya, jalan baru yang dibangun BRIN sudah mulai digunakan sejak 6 bulan lalu dan telah digunakan, terlebih untuk kendaraan berukuran besar. Sedangkan di akses Jalan Puspiptek telah dipasang portal besi setinggi 2 meter agar kendaraan besar tidak bisa lewat.

 

"Tapi, sejak 6 bulan lalu kendaraan besar sudah dialihkan ke jalan baru, kalau kendaraan kecil masih suka lewat," terangnya.

 

"Demo yang kita lakukan ini adalah demo kedua yang kita lakukan, pertama kita lakukan saat ramadan kemarin," tuturnya.

 

Pantauan Tangerang Ekspres di lokasi, masyarakat menyerukan dan menolak penutupan akses Jalan Puspiptek tersebut. Mereka menolak terlebih di dalam kawasan BRIN masih ada gedung, lapangan sepakbola dan lainnya yang disewakan.

 

Dengan demikian tentunya akan banyak kendaraan yang masih keluar masuk kawasan BRIN.

 

Sementara itu, Camat Setu Erwin Gemala Putra mengatakan, penutupan akses Jalan Puspiptek oleh BRIN dilakukan untuk melindungan kawasan BRIN. Salah satu yang dilindungi oleh BRIN adalah reaktor nuklir.

 

"Akses Jalan Puspiptek belum sepenuhnya ditutup tapi, kendaraan besar sudah tidak boleh melintas dan diharuskan menggunakan jalan baru yang dibangun oleh BRIN," katanya singkat. (*)

 

Kategori :