Festival Cisadane Diserbu PKL

Selasa 25-07-2017,05:39 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG – Festival Cisadane kembali menjadi sorotan pengunjung. Sayang, sorotan itu  bukan kepada meriahnya rangkaian kegiatan yang disuguhkan panitia. Melainkan kumuhnya lokasi acara yang penuh dengan pedagang kaki lima (PKL). Tak sedikit pengunjung yang mengeluhkan suasana festival yang mirip pasar malam. Para pedagang nekat berjualan di trotoar bahkan taman bantaran sungai. Warga yang datang terpaksa harus berdesakan, karena pedestrian jalan dibanjiri deretan tenda dan gerobak pedagang liar yang menjual berbagai produk. Hari ketiga pelaksanaan festival, Senin (24/7), Satpol PP baru menertibkan para PKL yang berjualan di lokasi acara. Sempat terjadi adu mulut antara petugas dengan para pedagang liar. Adu mulut terjadi lantaran para pedagang yang mengatasnamakan warga pribumi tidak terima karena tidak diperbolehkan berjualan selama festival berlangsung. “Kita warga sini mau jualan untuk ngisi perut. Masak, enggak boleh jualan. Sementara yang jauh dari sana diperbolehkan untuk berjualan,”ucap Mega Sapamaulid, Ketua Karang Taruna RW 09. Merasa tidak adil, pedagang akhirnya nekat berjualan meski harus beberapa kali memindahkan barang dagangannya ke tempat lain karena ditertibkan petugas Satpol PP. “Kalau enggak boleh jualan juga, bubarin saja sekalian yang lain dan tutup festivalnya biar adil,”tukasnya. Santer terdengar bahwa para pedagang tersebut diakomodir tokoh masyarakat setempat untuk berjualan di festival. Ini dilakukan karena Festival Cisadane dinilai tidak siap dan merugikan warga sekitar. “Dari awal kita enggak dikasih tahu layout dan denahnya kayak gimana. Lurah juga sudah janjiin kita untuk bisa jualan. Tapi nyatanya sampai saat ini belum ada juga keputusan dari lurah,”ucap Ketua RW 09, Isef Saifurrahman kepada Tangerang Ekspres. Ketua RW menilai Pemkot tidak melibatkan masyarakat dalam festival tersebut. Warga hanya diberi wewenang untuk mengelola lahan parkir. “Tapi itu juga tidak jelas arahannya lahan mana yang boleh dipakai,”tukasnya. Sementara itu, salah seorang pedagang yang sempat cekcok menolak ditertibkan petugas. Lantaran sudah merasa membayar sewa lapak sebesar Rp 500 ribu untuk bisa berjualan selama acara berlangsung.“Saya sudah kasih uang muka Rp 300 ribu, sisanya Rp 200 ribu. Kalau begini saya rugi pak, sudah bayar sewa lapak tapi enggak jualan,”aku salah seorang pedagang sambil menunjukkan kwitansi pembayaran kepada petugas Satpol PP. Ghufron Falfeli, selaku Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mengatakan, sejak awal sudah mengimbau pedagang untuk tidak berjualan di luar stand resmi yang disediakan. “Dari sosial media sudah banyak warga yang mengeluh soal PKL di Festival Cisadane. Katanya kayak pasar malam yang dipindah ke sini (Cisadane,red). Maka kita turun untuk menertibkan mereka,”ucap Ghufron. Ia menegaskan akan terus merapikan Festival Cisadane dari PKL liar yang membandel dan sulit diatur. “Setiap hari akan kita pantau dan kita tegur jika ada yang berusaha membandel. Tidak ada alasan apapun juga,”ucapnya. (mg-01)

Tags :
Kategori :

Terkait