MAUK,TANGERANGEKSPRES--Ketapang Urban Aquaculture, Mauk telah mengubah hidup warga sekitar. Warga yang sebagian besar menggantungkan hidupnya mencari ikan di laut, tak takut lagi dengan musim paceklik. Dalam setahun, tak selamanya nelayan bisa melaut mencari ikan. Ada beberapa bulan yang masuk musim panceklik. Ombak laut besar dan hasil tangkapan sedikit. Ketua Karang Taruna Mauk Ahmad Satibi Alwi Sidiq mengatakan, kini tak ada lagi istilah panceklik sejak Desa Ketapang dirombak total oleh pemerintah. Bahkan sudah menjadi kawasan wisata Ketapang Urban Aquaculture. "Yang tadinyanya pada ngangur, kini bisa jualan makanan dan minuman. Yang tadinya ada musim paceklik cari ikan, sekarang tak khawatir lagi, karena bisa dagang di kawasan Ketapang Urban Aquaculture. Satibi mengakui, Ketapang Urban Aquaculture sudah mengubah total imej Kampung Pelelangan, Desa Ketapang, Mauk. "Kampung Pelelangan, dulu identik kumuh dan kotor. Sekarang, rapi, tertata dan tentunya lebih asri dan hijau," kata Satibi. Selain kampungnya tertata, dengan adanya kawasan konservasi mangrove dan ekowisata Ketapang Urban Aquaculture, pun meningkatkan perekonomian warga. Abil (sapaan Satibi) berharap, warga bisa menjaga kebersihan dan keamanan kawasan, agar pengunjung senang datang berkali-kali ke kawasan konservasi mangrove dan ekowisata Ketapang Urban Aquaculture. Ketua Koperasi Konsumen Mina Sejahtera Ketapang Nurhumad Maliki menambahkan, adanya penataan kawasan konservasi mamgrove dan ekowisata Ketapang Urban Aquculture, memberikan dampak positif bagi warga nelayan di desanya. Koperasi yang dibina Dinas Perikanan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tangerang, dengan beranggotakan para nelayan warga Desa Ketapang, menerima dampak positifnya ada penataan di kampung kami. "Saat ini, warga bisa membuat produk olahan berbahan ikan diantaranya kerupuk dan makanan laut untuk dipasarkan di kawasan konservasi mangrove dan ekowisata Ketapang Urban Aquculture. Jadi, tentu ini akan menambah penghasilan warga nelayan dari berjualan produk olahan ikan dan makanan laut di tempat yang sudah disediakan," jelasnya. Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Kholid Ismail mengapresiasi Pemkab Tangerang yang berhasil menunjukan kepada negara lain, bahwa Kabupaten Tangerang punya inovasi dalam penataan lingkungan kawasan pesisir. "Yang saat ini kami lihat, bahwa bagaimana Environment Protection (perlindungan lingkungan) terintergrasi dengan pemberdayaan ekonomi, bagaimana terintegrasi dengan pengelolaan sampah yang dari laut, yang dari darat. Ini inovasi yang luar biasa," kata Kholid Ismail. Menurutnya, hal ini sebagai pilot project (proyek percontohan) Pemkab Tangerang Tangerang kedua, yang sebelumnya di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, dengan skala dan pengelolaan yang berbeda. "Di sini (Desa Ketapang), lebih besar lagi cakupannya. Terintegrasi dari bagaimana melindungi lingkungannya, kemudian bagaiman mangrove bisa menjadi ikon penjagaan kondisi laut kita. Sehingga ini adalah salah satu terobosan, inovasi dan ide, yang luar biasa dalam penataan kawasan pesisir," kata Kholid. Kholid menambahkan, adanya penataan kawasan konservasi mangrove dan Ketapang Urban Aquaculture, berdampak terhadap permukiman warga pesisir yang tertata. "Kemudian, laut kita ini kan posisi dalam kondisi yang tadinya rusak, sekarang kita lihat baik. Apalagi tadi, pembudidayaan biota-biota laut yang memang bisa dimanfaatkan. Nah, ini adalah salah satu cara pandang baru buat masyarakat pesisir, bahwa dalam kondisi pancaroba iklim, ini bisa menjadi salah satu cara terobosan yang baru. Jadi ini multi efek, dan manfaatnya cukup luar biasa," kata Kholid. (zky/rud)
Tak Ada Lagi Musim Paceklik
Minggu 30-10-2022,17:08 WIB
Editor : admin
Kategori :