JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan, pemerintah telah mendatangkan lebih dari 679.000 alat pelindung diri (APD). Dari angka tersebut, sebanyak 200.000 didistribusikan hari ini, terutama ke sejumlah provinsi di Sumatra. "Segera didistribusikan dan hari ini sudah ada pengiriman ke beberapa provinsi di Sumatra. Kami harap ini akan membantu petugas kesehatan supaya lebih profesional dan aman dalam berikan layanan," jelas Yurianto, Rabu (8/4). Selain APD, pemerintah menampung pendaftaran sebanyak 18.000 relawan medis dan nonmedis yang bersedia terjun untuk menangani Covid-19 ini. Donasi juga dikumpulkan dari masyarakat umum. Per hari ini, jumlah bantuan yang terkumpul menyentuh Rp 83 miliar. "Lebih dari Rp 83 miliar telah diterima yang merupakan paritisipasi masyarakat, termasuk warga diaspora di luar negeri," ujarnya. Kendati jumlah APD dan donasi terus mengalir, Yurianto menegaskan bahwa ujung tombak pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan Covid-19 adalah masyarakat sendiri. Ia pun meminta masyarakat untuk menggunakan masker kain setiap keluar rumah. Sementara masker medis dan masker N96 diperuntukkan untuk petugas medis. "Rajin-rajin cuci tangan pakai sabun, juga hindari kerumunan," katanya lagi. Data per Rabu (8/4), jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menyentuh 2.956 orang. Dari angka tersebut, 240 pasien meninggal dunia dan 222 orang sembuh. Artinya, rasio kematian terhadap jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 8,11 persen. Total kasus positif yang nyaris 3.000 ini didapat tak sampai 1,5 bulan sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan oleh pemerintah. Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga Pemerintah Indonesia sudah memiliki 20 unit alat tes laboratorium PCR yang baru didatangkan dari Roche, Swiss, yang selanjutnya didistribusikan ke 11 provinsi sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan ke-11 provinsi yang akan mendapatkan alat tes itu, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. "Ini kita akan kirim secepatnya. Moga-moga setelah diinstal dalam tempo dua pekan diharapkan sudah sampai, kalau rumah sakit tersebut punya tempat namanya negatif pressure, lab tersebut sudah bisa digunakan," katanya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4). Pemerintah telah mendatangkan 20 alat PCR yang terdiri atas dua buah RNA extractor automatic dan 18 detector PCR yang bisa melakukan tes hingga 10 ribu per harinya. Arya mengatakan, kedua alat ini memiliki kemampuan tes yang berbeda. RNA extractor bisa mengetahui hasil tes RNA hingga 1.000 per hari, sementara detector PCR memiliki kapasitas 500 tes per hari. Apabila semua alat tes telah terinstal, dalam satu hari bisa mengetahui hasil tes 9.000 hingga 10.000. Menurut hitung-hitungannya, jika dalam satu hari bisa dilakukan 5.000 hingga 10.000 tes, maka dalam sebulan bisa mencapai 300.000 tes. Dengan kapasitas tes bisa mencapai 10.000 per hari, menurut Arya, akan semakin cepat pula pemerintah mendata jumlah orang yang terinfeksi virus corona, untuk kemudian menentukan langkah antisipasi selanjutnya. Pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase (PCR) merupakan salah satu tes untuk mendeteksi virus corona. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengumpulan usap (swab) dari saluran pernapasan atas, yakni bagian hidung, mulut dan tenggorokan. Sampel berupa swab dari hidung, mulut, dan tenggorokan itu ditujukan untuk memastikan orang-orang yang positif Covid-19 dari hasil rapid test.(rep)
Pemerintah Kebut Distribusi 679.000 APD
Kamis 09-04-2020,02:52 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :