BELUM ada gol hingga menit ke-85 ketika Atletico Madrid menjamu Barcelona di Estadio Wanda Metropolitano kemarin (2/12). Padahal, Atletico sudah melepaskan 15 tembakan (2 on target, 7 melenceng, dan 6 terblok). Tim tamu tak kalah agresif. Blaugrana menghasilkan 12 tembakan (4 on target, 3 melenceng, dan 5 terblok). Ketika laga sepertinya akan berakhir imbang tanpa gol, kapten Barca Lionel Messi sekali lagi menunjukkan bahwa dirinya memang punya kemampuan istimewa. Dikawal dua pemain Atletico, Thomas Partey dan Saul Niguez, La Pulga berlari mendribel bola merangsek dari sisi kiri pertahanan Atletico ke area dekat penalti. Di dekat kotak penalti, Messi dengan cerdik membuat operan satu dua dengan tandemnya, Luis Suarez, dan memungkasinya dengan tembakan kaki kiri yang keras ke arah kanan kiper Atletico Jan Oblak. Gol itu dirayakan dengan sukacita. Messi berlari ke arah Suarez yang memberinya umpan. Messi juga berpelukan dengan bekas anak emas Atletico yang sejak musim ini bergabung dengan Barca, Antoine Griezmann. "Ketika pertandingan berlangsung sengit dan lawanmu adalah tim yang tangguh, memiliki Leo (Messi, Red) dalam timmu adalah satu keuntungan. Saya merasa sangat tertolong," ucap entrenador Barca Ernesto Valverde kepada Marca. Marca mencatat, dengan gol kemarin, Messi akhirnya bisa mencetak gol di markas baru Atletico tersebut. Dalam dua pertemuan Barca versus Atletico sebelumnya di Wanda atau sejak pindah dari Vicente Calderon musim 2017–2018, baru pada kesempatan ketiga Messi berselebrasi. Entrenador Atletico Diego Simeone mengatakan, timnya sudah menjalankan instruksi dengan baik. Yakni, melimitasi ruang gerak trio lini depan Barca (Messi, Suarez, dan Griezmann). Namun, kesalahan kecil merusak kerja keras sebelum gol. "Kami mendominasi babak pertama, tapi gagal menghasilkan gol. Di babak kedua malah mereka (Barca, Red) yang kemudian bermain dengan nyaman," ucap Simeone kepada Mundo Deportivo. Kekalahan kemarin memperpanjang catatan buruk pelatih berjuluk Cholo itu ketika melawan Barca. Dalam 16 pertemuan, Simeone tak pernah menang. Lebih tepatnya enam kali seri dan sepuluh kali kalah. Selain Messi, sosok hero buat Barca adalah kiper Marc-Andre ter Stegen. Kiper Jerman itu melakukan dua saves penting. Masing-masing pada menit ke-20 ketika menghalau tembakan bek Mario Hermoso dan pada menit ke-40 saat mengeblok sundulan penyerang Atletico Alvaro Morata. Bek kanan Barca Sergi Roberto mengungkapkan, jika ditanya siapa pemain terbaik di laga versus Atletico, sulit baginya memilih antara Messi dan Ter Stegen. Sebab, keduanya punya peran besar untuk tiga poin tersebut. "Tanpa gol Leo, kami tak akan dinyatakan memenangi pertandingan. Namun, kalau Marc (Ter Stegen, Red) tidak brilian di bawah mistar gawang, kami tentu akan kebobolan," ujar Roberto kepada Marca. Sementara itu, kemenangan atas Atletico tersebut ditulis Mundo Deportivo sebagai penegasan bahwa Messi memang layak memenangi titel individu terbaik tahun ini. Setelah menyabet gelar The Best FIFA Men’s Player pada 23 September lalu, untuk gelar Ballon d’Or yang berlangsung dini hari tadi (3/12) di Theatre du Chatelet, Paris, Messi memang layak menang. Messi terakhir menyabet gelar Ballon d’Or pada 2015 atau ketika membawa Barca meraih treble winners. Yakni, juara Liga Champions, La Liga, dan Copa del Rey musim 2014–2015. (jpg/apw)
Atl. Madrid vs Barcelona (0-1), Lagi-lagi La Pulga
Selasa 03-12-2019,04:55 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :