Lagi Santriwati Keracunan, DLHK Butuh Waktu 10 Hari Untuk Uji Lab Udara dan Air

Rabu 04-09-2019,06:13 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PASAR KEMIS-Pekan lalu, Rabu (28/8) malam belasan santriwati keracunan gas. Kemarin, Senin (2/9), kembali keracunan. Sebanyak 15 santri perempuan yang mondok di pondok pesantren (Ponpes) Nurul Hikmah, Kampung Bugel RT 01/01, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, dilarikan ke Puskesmas Pasar Kemis, Senin (2/9). Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Ahmad Taufik, mengatakan jumlah santriwati yang mengalami sesak napas, mual dan pusing, ada 15 orang. Mereka dilarikan ke Puskesmas Pasar Kemis sejak Senin. “Dari 15 santriwati itu, 11 orang mengalami hal serupa pada saat peristiwa keracunan Rabu malam pekan lalu,” ungkap Taufik, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (3/9). Dipaparkan Taufik, guna menindaklanjuti peristiwa tersebut, tim DLHK melakukan uji laboratorium kualitas air dan udara lagi di sekitar Ponpes Nurul Hikmah. Tujuannya, untuk mengetahui penyebab pasti belasan santriwati mengalami sesak napas, mual dan pusing. Adapun hasil uji laboratorium air dan udara, dapat diketahui sekitar sepuluh hari ke depan. Taufik mengungkapkan ada sejumlah tempat usaha yang disinyalir dapat dikaitkan dengan peristiwa tersebut. Yakni PT NAC, yang bergerak di bidang pengangkutan dan pengolahan limbah. “Jarak antara Ponpes Nurul Hikmah dengan tempat usaha ini sekitar 1,2 kilometer,” jelasnya. “Kemudian, tempat penampungan limbah ada di Desa Karet, Kecamatan Sepatan, dengan jarak sekitar 700 meter dari Ponpes Nurul Hikmah,” jelasnya. Fakta lainnya, dikatakan Taufik, ukuran pemondokan (kamar tidur-red) santriwati hanya seluas 3,5 meter persegi yang ditempati 13 orang. Ruangan itu dipadati sejumlah lemari pakaian dan rak buka. “Lalu, ukuran dapur seluas 2,4 meter persegi, dipakai untuk masak puluhan santriwati yang mondok,” ujarnya. “Tapi, anehnya sudah ada santriwati yang mondok selama 2 hingga 3 tahun, tapi baru mengalami peristiwa tersebut,” ucapnya. Kemudian, berdasarkan keterangan pemilik Ponpes Nurul Hikmah, peristiwa tersebut baru terjadi saat ini, sejak ponpes berdiri lima belas tahun lalu. Taufik menambahkan, selain menguji kualitas air dan udara, tim medis melakukan uji laboratorium makanan maupun jajanan yang sering dikonsumsi santriwati Ponpes Nurul Hikmah. “Hasilnya, diketahui beberapa hari ke depan,” pungkasnya. Sementara itu, dr Salwah, Kepala Puskesmas Pasar Kemis, mengatakan sudah menangani lima belas santriwati yang mengalami sesak napas, mual dan pusing sejak Senin malam hingga Selasa siang. “Setelah jam makan siang, kami sudah mengizinkan mereka pulang ke rumah masing-masing,” kata Salwah, saat dihubungi Tangerang Ekspres. Serupa dengan kejadian pada pekan lalu, kata Salwah, apa yang dialami belasan satriwati diakibatkan keracunan. “Tapi, penyebab keracunan itu masih diuji laboratorium oleh DLHK Kabupaten Tangerang,” jelasnya. (zky)

Tags :
Kategori :

Terkait