Volume Sampah Berkurang 50 Persen

Rabu 12-06-2019,07:44 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG - Berkurangnya aktivitas masyarakat selama libur lebaran cukup berpengaruh terhadap volume sampah. Sepanjang Lebaran kemarin, pengurangan volume sampah mencapai 50 persen dibanding hari biasa. Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup, Buceu Gartina mengatakan, selama libur lebaran sampah yang diangkut petugas setiap harinya ke TPA Rawa Kucing sekitar 700 ton sampai 800 ton. "Alhamdulillah, tidak terjadi penumpukan sampah di Kota Tangerang. Lebih cenderung terjadi penurunan volume sampah hingga 50 persen yang diangkut setiap harinya" kata Buceu. Diakui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah mengantisipasi agar tidak terjadi penumpukan sampah saat libur Lebaran dengan menurunkan 58 truk sampah, 14 bison dan median, satu mobil kompactor, sembilan amrol, dan 68 bentor setiap hari. Jika ada penumpukan sampah, DLH mempunyai call center yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menghubungi petugas kebersihan. "Pelayanan berjalan seperti biasa, karena kami ingin membuat masyarakat Kota Tangerang nyaman di hari libur lebaran," jelasnya. Selain itu, DLH Kota Tangerang juga menerapkan pelayanan 24 jam untuk pengangkutan sampah yang dibagi menjadi tiga shift, pagi pukul 05.00 sampai pukul 16.00, sore pukul 16.00 sampai pukul 12.00 dan malam pukul 12.00 sampai pukul 05.00 WIB. Sementara itu, Pemkot Tangerang sudah memiliki Intermediate Treatment Facility (ITF) yang berada di UPT pengolahan sampah Kecamatan Jatiuwung. ITF ini salah satu upaya untuk mengurangi buangan sampah ke TPA Rawa Kucing. ITF merupakan tempat pengolahan sampah sementara sebelum sampah dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Setiap harinya, ITF ini mampu menampung 10 sampai 12 ton sampah rumah tangga dan restoran. Sampah-sampah tersebut, kemudian dipilah menjadi organik dan anorganik. Untuk sampah anorganik, dilakukan pemilahan kembali menjadi lima bagian yaitu plastik, botol plastik, kaca, kardus dan besi. Sedangkan sampah organik diolah menjadi pupuk, melalui proses pencacahan dan fermentasi selama satu bulan, menggunakan bubuk kopi, bubuk kayu sisa gergaji dan bubuk lainnya. Adapun hasilnya, langsung dikemas ke dalam karung dan dapat digunakan oleh masyarakat. Syaratnya, cukup menukarkannya dengan sampah anorganik yaitu untuk satu karung setara 10 kilogram sampah dan lima kilogram untuk botol plastik atau kardus. Buceu menjelaskan, ITF bisa mengolah sampah berbagai jenis seperti potongan kayu, sampah organik dan anorganik. "ini bagian dari upaya kami dalam mengatasi sampah dengan alat yang ramah lingkungan," katanya. (kom)

Tags :
Kategori :

Terkait