Puncak Arus Balik, 160 Ribu Mobil Lintasi Tol Merak-Tangerang

Senin 10-06-2019,04:01 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA - Angka kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran 2019 turun drastis. Angka korban jiwa pun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Refdi Andri menyebut, sampai dengan saat ini jumlah korban meninggal dalam kecelakaan arus mudik dan arus balik Lebaran 2019 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. "Berdasarkan data nasional kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia tahun 2018, H-7 sampai H+7, 318 orang. Sedangkan tahun ini hingga H+3, alhamdulillah 120 orang," kata Refdi melalui keterengan tertulis yang diterima Fajar indonesia Network, Minggu (9/6). Lebih jauh, kata Refdi, dari data itu untuk korban luka-luka tercatat juga mengalami penurunan, yakni tahun lalu, luka berat mencapai 394 orang.Sekarang sampai H+3 95 orang. "Semua ini berkat pemerintah pusat, jalan bagus, kemudian dilakukan one way, kesehatan, Pol PP tingkat kabupaten/kota ikut kerjasama, sehingga tercapai yang kita inginkan mudik aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan," terangnya. Terpisah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, angka kecelakaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan data arus mudik dan arus balik tahun 2018. Angka itu merujuk data yang tersedia hingga H+2 Lebaran, Sabtu (8/6) kemarin. "Jumlah kejadian kecelakaan mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 64 persen. Dari 1.410 kejadian kecelakaan tahun 2018 menjadi 509 kejadian di tahun 2019," kata Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan, Imran Rasyid di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Minggu (9/5). Menurunnya angka kecelakaan ini juga berimbas pada menurunanya jumlah korban. Tahun 2018, korban meninggal dunia akibat kecelakaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran mencapai 318 orang. Tahun ini menurun jadi 120 orang. Korban luka berat tahun 2018 mencapai 364 orang, tahun 2019 sebanyak 95 orang. Tahun 2018 korban luka ringan tercatat 1.905 orang. Tahun 2019 sebanyak 615 orang. "Kondisi ini adalah dampak dari kebijakan lalu lintas berupa one way dan contra flow yang diterapkan khususnya selama periode puncak arus mudik sehingga arus lalu lintas menjadi lebih lancar dan terkendali," ujar Imran. Sementara itu, sebanyak 160 ribu kendaraan melintasi tol Merak-Tangerang yang mengarah ke Jakarta pada puncak arus balik Lebaran 2019. "Kami mengoptimalkan jumlah pengoperasian 95 gardu di 10 gerbang, juga termasuk 9 mobile reader yang difungsikan dengan sistem jemput kendaraan, ungkap Kepala Divisi Hukum dan Humas PT Marga Mandalasakti, Indah Permanasari, Minggu (9/6). Langkah tersebut diambil pengelola jalan tol untuk menghindari antrean panjang di gerbang tol (GT), khususnya pada GT Serang Timur dan Cikupa. Kita juga mengimbau agar pengguna jalan memastikan saldo uang elektronik cukup saat bertransaksi," lanjut Indah. Saat arus mudik dan balik libur lebaran 2019, jumlah pengguna Tol Tangerang-Merak naik 6,99 persen dibenading periode yang sama pada 2018 atau 125.590 kendaraan. "Peningkatan terjadi karena adanya faktor perbaikan pada setiap moda transportasi darat yang dilakukan oleh pemerintah," ujar Indah. Terpisah, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Bambang Wibowo mengatakan pelayanan mudik Lebaran 2019 jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Kalau dibandingkan tahun lalu sangat luar biasa perubahannya. Dari sisi fasilitas itu sekarang jauh lebih bagus, seperti fasilitas di jalan tol, juga fasilitas-fasilitas pos kesehatan, dan juga bagaimana melakukan rekayasa lalu lintas untuk memberikan kemudahan dan kelancaran pada masyarakat yang akan melakukan silaturahmi Idul Fitri, kata Bambang dalam siaran pers, Minggu (9/6). Dijelaskannya, kesadaran masyarakat juga sangat baik pada saat menggunakan jalan sesuai aturan sehingga menurunkan angka kecelakaan. Angka kecelakaan juga turun drastis lebih dari 50 persen. Demikian juga angka fatalitas kecelakaan baik yang meninggal maupun yang cedera turun drastis, kata Bambang. Menurutnya, di sepanjang jalur mudik, tantangan di posko kesehatan adalah memberikan layanan konsultasi dan promosi kesehatan. Tujuannya agar masyarakat menjaga perilaku hidup sehat, bersih, dan juga berkendara yang aman. Selanjutnya, cepat tanggap yang berbanding lurus kecepatan pelayanannya saat terjadi kecelakaan. Bagaimana melakukan pelayanan dengan benar supaya tidak memperparah atau menyebabkan kefatalan lanjut dari korban, jelas Bambang.(gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait