Asian Track Cycling Championship 2019, Sprint Putri Gagal Raih Medali

Kamis 10-01-2019,04:10 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PELUANG Indonesia meraih medali pada Asian Track Cycling Championship (ATCC) 2019 yang dilangsungkan di Velodrome, Rawamangun, terbuang. Pada hari pertama ATCC 2019, Rabu (9/1/2019), Chrismonita Dwi Putri dan Wiji Lestari gagal merebut medali di nomor sprint putri. Duet Chrismonita dan Wiji Lestari gagal merebut medali karena dikalahkan Hong Kong. Pasangan Wiji/Chrismonita gagal bersaing di perebutan medali perunggu setelah hanya membukukan waktu 35,648 detik. Keduanya mesti mengakui keunggulan Wai Sze Lee/Wing Yu Ma yang mencatatkan waktu lebih cepat dengan torehan 34,505 detik. Sementara peraih medali emas dan perak masibg-masing diraih tim China Junhong Lin/Tianshi Zhong dan tim Korea Kim Soo-hyun dan Lee Hye-jin. Wiji mengakui belum bisa menghilangkan rasa gugupnya saat balapan dengan senior dan atlet lainnya di lintasan. Ini kali pertama dia turun di nomor balapan trek dan masuk final. Wiji biasanya melintas di unggukan trek BMX kini balapan di lintasan halus kayu Siberia Velodrome. "Gugup sih karena ini penentuan medali juga. Tapi senang juga karena bisa sampai ke final," kata Wiji. "Sulitnya itu sebenarnya itu sudah dari startnya yang tadinya berdiri lalu duduk. Itu membuat speed-nya jadi berkurang. Nah, tekniknya itu yang saya belum dapat," dia menambahkan. "Masih banyak yang harus diperbaiki, latihannya, terus teknik juga. Saya kan sebetulnya main di BMX, di trek baru pertama kali ini. Jadi beda." Meski begitu peraih medali perunggu Asian Games 2018 itu mengatakan banyak hal yang ia ambil. Untuk karir selanjutnya, ia menyerahkan kepada pelatih. "Ke depan saya belum tahu seperti apa. Sebenarnya saya sukanya lebih ke BMX tapi tergantung pelatih saja bagaimana," kata Wiji. Manajer tim nasional balap sepeda Budi Saputra tetap memuji hasil kerja keras Wiji. "Wiji bisa dikatakan bagus karena persiapan dia cuma dua bulan. Tapi yang lain bukan berarti jelek karena memperbaiki catatan," kata Budi, terpisah. Kegagalan meraih medali juga dirasakan Ayustina Delia Priatna yang tampil di points race final. Ayustina menghadapi 12 pebalap sepeda lainnya di nomor poin race final dan diakhir lomba dia harus menempati posisi keenam usai mengumpulkan 4 poin. Posisi pertama diraih pebalap Uzbekistan Olga Zabelinskaya yang membukukan 22 poin. Menyusul di posisi kedua pebalap Taiwan Ting Ying Huang dengan 22 poin dan Ying Zhang (China) 15poin. Usai balapan Ayustina mengungkapkan kendalanya. "Tadi itu posisi sprint kurang pas saja. Banyak terdorong dari pebalap lain jafi agak sulit," kata Ayustina. "Tapi tidak menyangka juga bisa melawan dan mengikuti permainan lawan-lawan. Seperti pebalap Singapura dan Thailand jika biasanya saya tak pernah melewati mereka, kini berhasil. Makanya saya di sini belajar terus agar ke depannya bisa lebih baik lagi," dia menjelaskan. Di ajang yang menjadi perebutan poin Olimpiade 2020 Tokyo ini, Ayustina sudah mengantongi 390 poin di nomor balapan poin race putri. Dia masih menyisakan dua nomor lainnya, yaitu nomor balapan track 3000 meter individual pursuit putri dan nomor balapan scratch. "Untuk nomor IP 3000 persiapannya dari kemarin Asian Games selalu mendapat hasil manis sampai masuk final. Saya berharap bisa meraih medali. Namun memang lawan juga berat seperti Korea pemegang rekor Asia, Taiwan dan China. Makanya di kejuaraan ini saya masih tetap fight di nomor yang tersisa minimal bisa menambah poin olimpiade," tambahnya. (apw/dtc)

Tags :
Kategori :

Terkait