BJB NOVEMBER 2025

Pemda Siap Siaga Hadapi Bencana

Pemda Siap Siaga Hadapi Bencana

MENINJAU: Gubernur Banten Andra Soni meninjau peralatan kesiapsiagaan di BPBD Banten, belum lama ini.(Syirojul Umam/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Potensi bencana di wilayah Banten cukup besar, mulai dari ancaman bencana hydometrologi karena curah hujan tinggi, bencana ekologi hingga ancaman bencana gempa megathrust. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menegaskan kesiapan penuh dalam menghadapi berbagai potensi bencana, termasuk cuaca ekstrem dan potensi dampak dari fenomena megatrust yang sedang berkembang. 

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Banten, Luthfi mengatakan, bahwa pihaknya telah meningkatkan kesiapsiagaan mitigasi menghadapi potensi bencana. Salah satunya dengan menyiapkan personel khusus yakni Satuan Tugas (Satgas) yang bertugas piket setiap hari, dengan jumlah mencapai 23 orang setiap harinya.

”Kami itu ada personel namanya SATGAS, setiap hari yang bertugas itu 21-23 orang. Mereka setiap hari standby, siap melaksanakan tugas ketika terjadi bencana di daerah Banten,” katanya, melalui sambungan telepon seluler, Kamis (11/12).

Ia menjelaskan, secara keseluruhan jumlah anggota Satgas yang dipersiapkan mencapai sekitar 65 orang. Mereka bertugas dalam sistem piket 1x24 jam secara bergantian. Personel Satgas ini selalu siaga di Mako BPBD Banten, dan terus berkoordinasi dengan pos-pos BPBD di tingkat Kabupaten/Kota.”Jadi saat terjadi bencana kita sudah siap, biasanya penanggulangan dilakukan lebih awal oleh BPBD kabupaten/kota, bisa skalanya lebih besar dan membutuhkan banyak personel kita akan turun membantu,” ujarnya.

Selain itu, BPBD Banten melakukan persiapan khusus, dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Terutama untuk penanganan banjir yang saat ini masuk musim hujan dengan intensitasnya tinggi.”Persiapan khusus tentunya ada, seperti kita cek perlengkapan. Kalau hujan begini kan timbulnya banjir. Jadi, yang kita siap-siapkan adalah mengecek kesiapan alat-alatnya,” jelasnya.

Adapun alat-alat utama yang disiagakan meliputi perahu dengan total sekitar 12 perahu karet dan 8 perahu fiber dengan berbagai jenis dan kapasitas, serta mesin perahu.

Kemudian alat keselamatan pribadi untuk personel seperti life jacket, helm, senter, dan perlengkapan safety lainnya.”Kita memiliki banyak peralatan untuk penanggulangan kebencanaan yang siap digunakan,” tuturnya.

Meski begitu, Luthfi mengakui bahwa terdapat beberapa alat yang perlu mendapat pembaharuan. Hal itu perlu dilakukan agar penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara optimal.

Kesiapan juga disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang Achmad Taufik mengatakan, pemerintah daerah siap siaga dalam menghadapi bencana Hidrometeorologi. Kata dia, sudah disiapkan beberapa upaya dan pemeriksaan sarana prasarana bila terjadi bencana.

”Kita sudah siap siaga menghadapi bencana Hidrometeorologi terutama di Desember. Apalagi sudah instruksi dari Bupati, kita sudah koordinasi dan komunikasi dengan kecamatan, kelurahan, desa, relawan dan Tagana,” jelasnya,  Kamis (11/12).

Kata Taufik, bencana akibat cuaca ekstrim seperti angin puting beliung dan curah hujan tinggi beroptensi melanda di 29 Kecamatan.  Yakni, Cisoka, Solear, Tigaraksa, Jambe, Cikupa, Panongan, Curug, Kelapa Dua, Legok, Pagedangan, Cisauk, Pasar Kemis, Sindang Jaya, Balaraja, Jayanti, Sukamulya, Kresek, Gunung Kaler, Kronjo, Mekar Baru, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Rajeg, Sepatan, Sepatan Timur, Pakuhaji, Teluknaga dan Kosambi.

Lanjutnya, bencana Banjir ROB dan abrasi berisiko terjadi di 7 kecamatan, yakni, Kemiri, Kosambi, Kronjo, Mauk, Pakuhaji, Sukadiri dam Teluknaga. Kemudian, kekeringan berisiko terjadi di Kecamatan Balaraja, Mekarbaru, Panongan,  Kelapa Dua dan Curug.

”Kita sudah petakan daerah mana saja yang punya potensi risiko bencana Hidrometeorologi. Ini sudah kita laporkan ke pimpinan dan kita siapkan upayanya saat terjadi bencana dan mitigasinya,” jelasnya.

Sumber: