BJB NOVEMBER 2025

Cuaca Buruk, Nelayan Tetap Melaut, Perairan di Sekitar Mauk Tangerang Belum Mencapai 2 Meter

Cuaca Buruk, Nelayan Tetap Melaut, Perairan di Sekitar Mauk Tangerang Belum Mencapai 2 Meter

TETAP MELAUT: Dermaga di Kampung Pelelangan, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, tepatnya dekat Ketapang Urban Aquaculture, Minggu (16/11). Meski cuaca buruk, nelayan Mauk tetap melaut.-Zakky Adnan-

TANGERANGEKSPRES.ID, MAUK — Meski cuaca buruk terjadi pada beberapa hari belakangan ini, nelayan asal MAUK masih tetap melaut. Nekatnya para nelayan ini karena ketinggian gelombang air laut belum mencapai dua meter dan belum dinilai terlalu berbahaya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Mauk Alfian Rian menjelaskan, nelayan Mauk banyak menggunakan perahu di bawah ukuran volume 5 GT (gross tonnage). Jadi para nelayan melaut hanya dengan jarak sekitar 5 mil atau 8 kilometer dari dermaga Kampung Pelelangan, Ketapang, Mauk.

“Dengan jarak segitu, sampai ke Pulau Laki, sekarang ketinggian gelombang air laut baru hanya sekitar satu meter, maka meski cuaca buruk atau hujan deras disertai angin kencang, kami tetap melaut,” ungkapnya, Minggu (16/11/2025).

Ia menjelaskan, ketika ketinggian gelombang air laut mencapai 2-3 meter, barulah nelayan Mauk yang melaut dengan menggunakan perahu di bawah 5 GT akan berpikir dua kali untuk melaut meski menempuh dengan jarak yang sama atau ke Pulau Laki.

“Biasanya, kami tak melaut di bulan Maret, April, dan Mei. Itu musim angin utara, ketinggian gelombang air laut menuju Pulau Laki bisa mencapai 3-5 meter saat hujan deras disertai angin kencang,” tuturnya.

Ia menambahkan, nelayan asal Mauk dari dermaga Kampung Pelelangan biasa melaut mulai pukul 07.00 WIB. Kemudian pulang melaut sekitar pukul 12.00 WIB.

“Rata-rata, banyaknya, kami nelayan pencari kerang hijau dan rajungan,” imbuhnya. (zky)

Sumber: