Waspadai Cuaca Ekstrem, BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Februari-Maret
MEMANTAU: Prakirawan cuaca sedang memantau, menganalisis dan memprakirakan cuaca di kantor BBMKG Wilayah II.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrim yang diperkirakan melanda wilayah Provinsi Banten. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang diprediksi akan terjadi pada pekan ini.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II, Hartanto menambahkan, kondisi atmosfer saat ini menunjukkan adanya potensi pembentukan awan hujan yang cukup masif di wilayah Banten.
"Di Banten terutama Tangerang Raya, angin kencang dan hujan lebat berpotensi menimbulkan gangguan, seperti pohon tumbang. Warga diharapkan berhati-hati, terutama saat beraktivitas di luar ruangan," ujar Hartanto dalam keterangannya, belum lama ini.
Dia menyampaikan, BMKG memperingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan angin kencang, yang diprakirakan terjadi sepekan kedepan.
“Sejumlah fenomena atmosfer aktif terpantau memengaruhi wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Banten,” katanya.
Beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di Pasifik Barat, gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuatorial, serta sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Daya Banten yang menyebabkan belokan angin (shearline). Ditambah anomali suhu muka laut hangat dan kelembapan tinggi, kondisi ini mendorong pembentukan awan konvektif penyebab hujan lebat.
Dikatakan, BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat melanda wilayah Provinsi Banten dalam sepekan kedepan untuk wilayah Kabupaten Serang bagian barat dan selatan, Kota Serang, Pandeglang, dan Lebak. Sedangkan hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Kabupaten Tangerang bagian selatan dan timur, Kota Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan. “Kami juga mengimbau kepada masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca tiba-tiba, terutama saat beraktivitas di luar ruangan,” ujarnya.
Masyarakat disarankan untuk menjauhi area berisiko seperti pohon besar, papan reklame, dan bangunan yang mudah roboh, serta menyiapkan langkah antisipasi terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Informasi cuaca terbaru dapat diakses melalui aplikasi Info BMKG serta akun resmi media sosial @infobmkg dan @bmkgwilayah2.
Kepala Bidang Meteorologi dan Klimatologi pada Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Ana Oktavia Setiowati menambahkan, wilayah Banten saat ini hampir 67 persen sudah memasuki musim hujan. "Yang belum itu Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang bagian utara, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kota Tangerang bagian utara," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Jumat.
Ana menambahkan, wilayah Lebak, utamanya bagian tengah malah tidak mengalami musim kemarau. Jadi tahun ini Lebak sepanjang tahun mengalami musim hujan. Menurutnya, saat ini belum memasuki musim hujan penuh, karena kalau musim hujan penuh itu artinya biasanya hujannya terus menerus, walaupun jeda tapi, tetap rintik-rintik atau mendung.
"Nah karena ini pasenya adalah baru memasuki, masih diawal-awal, sehingga yang terjadi kondisi cuacanya bahwa masih ada panas matahari yang cukup panjang itu hal yang biasa. Justru sebenarnya potensi cuaca ekstrim itu lebih tinggi pada saat musim seperti ini, diawal-awal musim hujan. Kenapa? Karena kondisi di atmosfer itu kan sudah basah, sudah banyak uap air kelembabanmya sudah tinggi," tambahnya.
Dengan adanya intensitas panas yang kuat dari pagi hingga siang hari, sehingga menambahkan kadar uap air di atmosfer. Sehingga intensitas pertumbuhan awan konveksif itu menjadi lebih tinggi dan lebih cepat.
Untuk tumbuh dan berkembang itu prosesnya menjadi lebih cepat karena suplai dari uap airnya kan sangat tinggi. "Ini mengakibatkan tipe-tipe awan yang terbentuk di musim seperti ini, itu seperti awan Kumulus Kongestus dan Cumulonimbus. Tipe-tipe ini yang sering mengakibatkan terjadinya potensi cuaca ekstrim seperti angin puting beliung, hujan es, kemudian hujan deras atau lebat disertai dengan angin kencang," jelasnya.
Ana menjelaskan, dengan cuaca tersebut tak jarang sering terjadi tiba-tiba panas, terus sore langsung hujan lebat yang disertai angin kencang. Karena awan yang terbentuk itu awan konfektif yang tipenya lebih tinggi.
Sumber:


