Sungai Cibanten Masih Dipenuhi Sampah
Relawan komunitas peduli sungai tengah membersihkan sampah di Sungai Cibanten, Kota Serang, Sabtu, (15/11). (RELAWAN FOR TANGERANG EKSPRES)--
SERANG — Sungai Cibanten kini kembali dipenuhi tumpukan sampah. Meski sempat dibersihkan beberapa kali oleh relawan, hingga Gubernur Banten Andra Soni, namun sungai ini kembali menjadi ladang sampah.
Hal ini diketahui usai Gabungan Relawan menggelar aksi Bersih-bersih Sungai Cibanten Jilid III, Sabtu (13/11).
Sebanyak sembilan perahu dengan 72 personel diturunkan untuk melakukan aksi arung sungai. Aksi dimulai dari Jembatan Kidemang, Kecamatan Unyur, dan berakhir di Kampung Kenari, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Berbagai peralatan pembersih manual turut digunakan untuk mengumpulkan sampah yang memenuhi aliran sungai.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Banten, Lulu Jamaludin mengatakan, dalam penelusurannya ditemukan 11 titik tumpukan sampah tebal, dan menghambat jalannya perahu para relawan.
"Ada beberapa lokasi yang sama sekali tidak bisa dilewati karena sampah menutup aliran sungai. Ini menunjukkan bahwa perilaku membuang sampah sembarangan masih terjadi," katanya.
Ia mengaku, adapun jenis sampah yang paling banyak ditemukan yakni sampah rumah tangga. Maka dari itu, Lulu terus mengingatkan kepada masyarakat untuk saling menjaga dan tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan.
"Sungai Cibanten adalah sumber kehidupan. Banyak warga yang masih memanfaatkan sungai untuk mencuci pakaian sebagai tradisi turun-temurun. Kalau sungai kotor, kesehatan warga juga akan terdampak," ujarnya.
Lulu menambahkan, sungai yang bersih akan jauh lebih bermanfaat untuk masyarakat. Selain menjaga kesehatan lingkungan, sungai yang terawat bisa menjadi ruang publik, sarana edukasi tentang konservasi, hingga tempat latihan water rescue bagi relawan dan komunitas.
Di bagian hulu, Sungai Cibanten, lanjut Lulu, juga memiliki potensi besar untuk wisata arung jeram dan river tubing. Jika potensi itu dioptimalkan, maka akan membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar, mulai dari jasa pemandu wisata, kuliner lokal, hingga pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif.
"Sungai bukan hanya tempat air mengalir, tapi modal sosial dan ekonomi bagi masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana aksi, Didin Toharudin menuturkan bahwa kegiatan ini diikuti relawan dari berbagai komunitas, mahasiswa pecinta alam, serta unsur Pemerintah Kota Serang dan Provinsi Banten. Ia menyebut sinergi lintas lembaga sangat penting untuk menjaga keberlanjutan upaya pelestarian sungai.
Didin menjelaskan bahwa para relawan dibagi ke dalam beberapa tim dengan tugas berbeda, mulai dari pembersihan sampah, pemantauan titik rawan penumpukan, hingga pendataan jenis sampah. Pembagian tim ini dilakukan agar pengerjaan lebih efektif dan setiap segmen sungai mendapat penanganan merata.
Selain itu, panitia juga menerapkan prosedur keselamatan selama pengarungan. Setiap perahu dilengkapi alat keselamatan seperti pelampung dan helm, sementara petugas safety ditempatkan di beberapa titik untuk mengantisipasi arus deras atau hambatan di jalur pengarungan.
"Kami memastikan kegiatan ini berjalan aman sekaligus memberi edukasi kepada peserta tentang pentingnya keselamatan di sungai," ungkapnya.
Sumber:


