BJB NOVEMBER 2025

Sungai Cibanten Masih Dipenuhi Sampah

Sungai Cibanten Masih Dipenuhi Sampah

Relawan komunitas peduli sungai tengah membersihkan sampah di Sungai Cibanten, Kota Serang, Sabtu, (15/11). (RELAWAN FOR TANGERANG EKSPRES)--

SERANG — Sungai Cibanten kini kembali dipenuhi tum­pukan sampah. Meski sempat dibersihkan beberapa kali oleh relawan, hingga Gubernur Banten Andra Soni, namun sungai ini kembali menjadi ladang sampah.

Hal ini diketahui usai Gabu­ngan Relawan menggelar aksi Bersih-bersih Sungai Cibanten Jilid III, Sabtu (13/11).

Sebanyak sembilan perahu dengan 72 personel diturunkan untuk melakukan aksi arung sungai. Aksi dimulai dari Jem­batan Kidemang, Kecamatan Unyur, dan berakhir di Kam­pung Kenari, Kecamatan Kase­men, Kota Serang. Berbagai peralatan pembersih manual turut digunakan untuk me­ngumpulkan sampah yang me­menuhi aliran sungai.

Ketua Komunitas Peduli Su­ngai Banten, Lulu Jamaludin me­ngatakan, dalam pene­lusurannya ditemukan 11 titik tumpukan sampah tebal, dan menghambat jalannya perahu para relawan.

"Ada beberapa lokasi yang sama sekali tidak bisa dilewati karena sampah menutup aliran sungai. Ini menunjukkan bah­wa perilaku membuang sampah sembarangan masih terjadi," katanya.

Ia mengaku, adapun jenis sampah yang paling banyak ditemukan yakni sampah ru­mah tangga. Maka dari itu, Lulu terus mengingatkan kepa­da ma­sya­rakat untuk saling menjaga dan tidak lagi men­jadikan sungai sebagai tempat pembuangan.

"Sungai Cibanten adalah sumber kehidupan. Banyak warga yang masih meman­faatkan sungai untuk mencuci pakaian sebagai tradisi turun-temurun. Kalau sungai kotor, kesehatan warga juga akan terdampak," ujarnya.

Lulu menambahkan, sungai yang bersih akan jauh lebih bermanfaat untuk masyarakat. Selain menjaga kesehatan lingkungan, sungai yang terawat bisa menjadi ruang publik, sarana edukasi tentang konservasi, hingga tempat latihan water rescue bagi relawan dan komunitas.

Di bagian hulu, Sungai Ci­banten, lanjut Lulu, juga memiliki potensi besar untuk wisata arung jeram dan river tubing. Jika potensi itu di­optimalkan, maka akan mem­buka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar, mulai dari jasa pemandu wisata, kuliner lokal, hingga pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif.

"Sungai bukan hanya tempat air mengalir, tapi modal sosial dan ekonomi bagi masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Ketua pelak­sana aksi, Didin Toharudin menuturkan bahwa kegiatan ini diikuti relawan dari ber­bagai komunitas, mahasiswa pecinta alam, serta unsur Pe­merintah Kota Serang dan Provinsi Banten. Ia menyebut sinergi lintas lembaga sangat pen­ting untuk menjaga keber­lanjutan upaya peles­tarian sungai.

Didin menjelaskan bahwa para relawan dibagi ke dalam beberapa tim dengan tugas berbeda, mulai dari pem­bersihan sampah, pemantauan titik rawan penumpukan, hingga pendataan jenis sam­pah. Pembagian tim ini dilaku­kan agar pengerjaan lebih efektif dan setiap segmen sungai mendapat penanganan merata.

Selain itu, panitia juga mene­rapkan prosedur keselamatan selama pengarungan. Setiap perahu dilengkapi alat kese­lamatan seperti pelampung dan helm, sementara petugas safety ditempatkan di bebe­rapa titik untuk mengantisipasi arus deras atau hambatan di jalur pengarungan.

"Kami memastikan kegiatan ini berjalan aman sekaligus memberi edukasi kepada peserta tentang pentingnya keselamatan di sungai," ung­kapnya.

Sumber: