grup disway
BJB NOVEMBER 2025

MUI Ajak Masyarakat Bijak Bermedsos, Gelar Seminar Literasi Digital

MUI Ajak Masyarakat Bijak Bermedsos, Gelar Seminar Literasi Digital

MELEK TEKNOLOGI: Ketua MUI Kabupaten Tangerang KH Ues Nawawi (kedua dari kiri) dan MUI Pusat KH Muhammad Cholil Nafis mengajak umat muslim melek teknologi terutama dalam penggunaan Medsos.(Dok. MUI Kab. Tangerang)--

TANGERANGEKSPRES.ID, TIGARAKSA — Media sosial dinilai Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang ma­sih menimbulkan kemudaratan atau ketidakbaikan buat masya­rakat khususnya umat Islam. Un­tuk itu MUI melakukan lang­kah-langkah penggunaan media sosial yang bermanfaat buat warga.

Salah satu yang dilakukan MUI Kabupaten Tangerang adalah dengan menggelar Seminar Inte­raktif bertema “Literasi Digital Sehat Mewujudkan Kemaslahatan Umat” di Kantor MUI Kabupaten Tangerang, Tigaraksa, Rabu (26/11/2025). Kegiatan ini bertu­juan meningkatkan keadaban bermedia sosial di tengah deras­nya arus informasi digital.

Ketua MUI Kabupaten Tange­rang KH Ues Nawawi menegaskan pentingnya tabayun dalam mene­rima informasi. Ia mengatakan masyarakat perlu mengetahui apa yang pantas diucapkan atau dibagikan di ruang digital.

”Check and recheck itu sangat penting ke sumber aslinya. Jangan mudah tergagap dengan infor­masi, apalagi di era teknologi dan AI,” ujarnya.

KH Ues berharap masyarakat, terutama ulama dan santri, tidak mudah terprovokasi oleh in­formasi keliru hingga memicu tindakan yang tidak perlu.

Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang H. Akhmad Jubaedi mengapresiasi kegiatan tersebut dan menekankan pentingnya komunikasi yang baik di media sosial.

”Digital ini dua sisi. Dipakai orang baik jadi pahala, dipakai orang tidak baik jadi mudarat. Karena itu literasi digital sangat penting,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum I MUI Pusat KH Mu­ham­mad Cholil Nafis mengingatkan bahwa tidak semua informasi di media sosial layak disebarluaskan.

Sekretaris Diskominfo Kabu­paten Tangerang Akhmad Farhan memaparkan strategi literasi digital Pemkab, mulai dari kam­panye anti-hoaks, pelatihan fact-checking, modul literasi digital di sekolah dan pesantren, hingga integrasi nilai keagamaan dalam edukasi digital.(sep)

Sumber: