Ben Ajak Generasi Muda Hargai Perjuangan Pahlawan
Wali Kota Benyamin Davnie bersama Forkopimda berziarah ke makam orang tuanya Edwin Mugni Sastradipura dan Ratnaningsih Mugni di Taman Makam Pahlawan Seribu, Serpong Kota Tangsel, Senin 10 November 2025. -(Miladi Ahmad/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, SETU — Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 di Taman Makam Pahlawan Seribu, Serpong.
Dalam momen tersebut Benyamin Davnie mengajak generasi muda untuk menghormati perjuangan para pejuang yang telah merebut kemerdekaan Indonesia. ”Bagi generasi muda saya harap jauhi narkoba, jauhi tawuran, jauhi kebodohan, belajar,” ujarnya, Senin, 10 November 2025.
Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, tugas generasi muda adalah belajar, menuntut ilmu, baik di sekolah maupun di luar sekolah. ”Karena bangsa ini menunggu mereka untuk memimpin bangsa ini dalam skala apapun, dalam bentuk apapun,” tambahnya
”Tapi bagaimana mau memimpin kalau ilmunya tidak dikuasai, tidak dimiliki, seperti itu,” jelasnya.
Menurutnya, perjuangan itu prinsip dasarnya sama. Kalau dahulu melawan penjajahan, maka sekarang perlawanannya dalam bentuk pembangunan terhadap kemiskinan, kebodohan.
Kemudian juga terhadap kejahatan-kejahatan lainnya yang mengganggu rasa nyaman dan rasa tertib di masyarakat.
”Jadi semua komponen saat ini waktunya untuk menunjukkan kembali rasa nasionalismenya melalui peringatan Hari Pahlawan. Karena saya khawatir semangat dan rasa nasionalisme ini terkikis oleh peradaban-peradaban modern yang dari luar Pancasila, dari luar Indonesia seperti pengharapan saya,” tuturnya.
Dalam momen Hari Pahlawan ini, Pak Ben berpesan kepada pejabat-pejabatnya yamg ada di lingkup Pemkot Tangsel. ”Kalau ngapalin Pancasila gampang, satu sampai lima. Tapi, nilai Pancasilanya, nilai ketuhanannya, nilai kemanusiaannya, nilai persatuan, dan seterusnya, nilai-nilai itu yang harus menjadi sikap hidup seluruh masyarakat, terlebih lagi birokrasi, harus menerapkan, memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila,” tuturnya.
”Ini yang tidak boleh diganggu, tidak boleh luntur, tidak boleh dilupakan seperti itu,” ungkapnya.
Seusai menjadi inspektur upacara, Benyamin Davnie bersama tamu undangan dan pejabat melakukan tabur bunga di makam para pahlawan. Makam kedua orangtua Benyamin Davnie juga dimakamkan di TMP Seribu, yakni Edwin Mugni Sastradipura dan Ratnaningsih Mugni.
Pak Ben menjelaskan, orangtuanya (bapak) kebetulan masuk dalam tentara pelajar atau PETA atau pembela tanah air. Beliau lahir tahun 1925 dan ketika berusia 18-19 tahun sudah dididik oleh Jepang menjadi pembelatan air.
Kemudian diterjunkan kedalam berbagai macam medan pertempuran diseluruh wilayah Jawa Barat karena beliau memang masuk pasukan Siliwangi. ”Beliau juga ikut dalam Long March dari Bandung ke Jogja pada waktu itu. Sehingga dari seluruh perjuangannya beliau mendapatkan bintang gerilya. Penugasannya macam-macam,” ungkapnya.
Mantan birokrat Pemkab Tangerang tersebut menuturkan, waktu dirinya lahir beliau ditugaskan di Pandeglang sebagai perwira distrik militer. ”Kalau sekarang pangkatnya Kapten, kalau sekarang Dandim. Nah, setelah itu beliau pindah ke Kodam Jaya, ditarik untuk sekolah, kemudian di Kodam Jaya sampai pensiunnya,” ungkapnya.
”Saya lupa tahun berapa beliau pensiun, kalau nggak salah tahun 80 pensiun sebagai asisten personil di Kodam Jaya pada waktu itu dengan pangkat Kolonel,” tutupnya. (bud)
Sumber:

