Kurangi Kawasan Kumuh, Siapkan Acuan Gaya Hidup

Kurangi Kawasan Kumuh, Siapkan Acuan Gaya Hidup

SERONG-Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kota Tangsel akan membuat buku acuan gaya hidup ramah lingkungan di kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang tersebut. Panduan ini bertujuan untuk mengurangi kawasan kumuh di wilayah ini. Sekretaris Dinas Perkimta Kota Tangsel Mukoddas Syuhada mengatakan, acuan tersebut sengaja dibuat untuk mengatasi lingkungan kumuh. Seperti agar lingkungan tidak kumuh, apa yang menyebabkan kumuh dan salah satunya draenase, sampah dan lainnya. "Kita akan buat data basenya, master plain pemukiman kumuh, disitu ada jalan lingkungan, draenase, pengelolaan sampah dan lainnya," ujarnya kepada Tangerang Ekspres. Mukoddas menambahkan, jika master plain sudah jadi, maka pelaksanaan ada di dinas terkait. Contohnya jika masalah pekerjaan umum ada dinas bangunam dan penataan ruang, masalah pengelolaan sampah ada di dinas lingkungan hidup dan lainnya. Nantinya data base tersebut ada di Dinas Perkimta dan pedoman dibuat untuk membuat Kota Tangsel tidak kumuh lantaran saat ini masih ada sebagaian wilayah yang kumuh. Jika pedoman acuan gaya hidup sudah jadi, maka bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, baik dalm bentuk buku, ebooks dan aplikasi molik pemkot yakni, Siaran Tangsel. "Ini sedang proses dan dalam waktu dekat kita akanlaunching pedoman gaya hidup ramah lingkungan di Tangsel," tambahnya. Masih menurutnya, ide membuat acuan pedoman gaya hidup tersebut terinspirasi saat ia berkunjung ke Jepang. Di Jepang, bila ada tamu yang datang akan diberi buku panduan yang berisikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berkunjung ke Negeri Matahari Terbit tersebut. "Yang melatarbelakangi saya membuat buku pedoman ini adalah kerusakan lingkungan, kota tambah kumuh dan degradasi lingkungan jadi banyak. Contohnya, saat hujan terjadi banjir dan lainnya," jelasnya. Mantan Sekretaris DLH tersebut menjelaskan, dari 147,2 kilometer persegi luas Kota Tangsel, saat ini ada 114 hektare kawasan kumuh. Namun, jumlah tersebut menurun dibanding 2013 yang mencapai 500 hektare kawasan kumuh. Luas wilayah kumuh menurutn lantaran ada perbaikan lingkungan, draenase, bedah rumah dan lainnya. Menurutnya, yang sulit dalam penanganan indikator kumuh adalah akses mobil damkar, lantaran banyak gang sempit dan tidak bisa mobil damkar. Dalam pedoman tersebut nantinya akan dicantumkan apa yang akan dilakukan bila terjadi kebakaran. Salah saatunya di ruang terbuka hijau atau taman akan dibuat sistem penampungan hujan. "Akan ada tangki air yang ditanam dibawah tanah, jadi air tanah dimasukkan dan bisa digunakan untuk siram tanaman dan juga pemadam kebakaran bila terjadi kebakarn," tuturnya. "Nantinya juga di lingungan akan disediakan pompa untuk memadamkan api. Prosesnya sedang berjalan dan ini nonbujeter," tutupnya. (bud/esa)

Sumber: